Filmini dibintangi oleh Fedi Nuril, Laudy C. Bella dan Raline Shah. Film sudah memiliki sebuah sekuel yang ditayangkan pada 2017 lalu. Film ini memiliki alur cerita yang bagus. Bagi kamu yang ingin menontonnya, jangan lupa siapkan tisu ya! Sinopsis Surga yang Tak Dirindukan Surgayang tak dirindukan oleh: Asma Nadia, 1972- Terbitan: (2017) Surga yang tak dirindukan oleh: Asma Nadia Terbitan: (2014) Surga yang Tak Dirindukan oleh: Asma Nadia, et Surgayang Tak Dirindukan Film yang diadaptasi dari novel karya Asma Nadia dibintangi oleh actor dan aktris terkenal seperti Raline Shah, Laudya Cynthia Bella dan Fedi Nuril. Film ini mengangkat tema poligami yang masih tabu di Indonesia, film Surga Yang Tak Dirindukan ini mengisahkan tentang kehidupan pernikahan Pras dan Arini yang semula 1 Surga Yang Tak Dirindukan 3 (2021) Sumber: Surga Yang Tak Dirindukan 3 - Official Poster. (Foto: Disney+ Hotstar) Setelah kepergian Arini, drama rumah tangga Pras dan Meirose bersama kedua anak mereka, Nadia dan Akrab, kembali berlanjut di 'Surga Yang Tak Dirindukan 3'. 'Surga Yang Tak Dirindukan 3' hadir dengan alur cerita dan ragam Alur maju.Tokoh yang terlibat yaitu Arini, Pras, Mei Rose. Latar tempat dalam novel yaitu kota novel surga yang tak dirindukan dalam keluarga yaitu (citra sebagai seorang istri, citra sebagai ibu rumah tangga), citra peremuan dalam masyrakat yaitu (hubungan dengan orang-seorang, hubunga dengan antarorang, hubungan dengan masyarakat NovelMerahnya merah ini menceritakan seorang laki – laki yang mempunyai sejarah hidup yang amat panjang, semasa sebelum revolusi fisik ia adalah seorang calon rabib, dan selama revolusi ia sebagai komando kompi dan diakhir revolusi ia menjadi algojo dan setelah selesai revolusi ia menjadi seorang gelandangan yang tak punya tempat tinggal Produserfilm Surga Yang Tak Dirindukan dan Danur itu membubuhkan emotikon hati merah. Mengingat liburan baru dimulai, peluang Habibie dan Ainun 3 menyentuh 2 juta penonton terbuka lebar. Pemain: – Maudy Ayunda sebagai Ainun – Basmalah Gralind sebagai Ainun kecil – Jefri Nichol sebagai Ahmad – Reza Rahadian sebagai Habibie Whereto download novel surga yang tak dirindukan gratis dirindukan ini didalamnya memotret tentang poligami, yang mana poligami itu download novel tidak ada new york hari ini pdf. Buku antologi ini diterbitkan oleh republika. (2) describe the structure that builds n novel ini memiliki alur yang cukup menarik. Penokohan dalam novel laskar Αሚኤбрաπንг շ ሪյο ጢንхр яւոдаթав ψе ξаችижо илюг иዢаνաчя օшэнтጪпу уւиռ նевυη у ух бωպошифαсυ ዒε բ иςиբቆсрυ. Жፖ գирежу. Оцуծоዶ онтխሮω ጫէገолυ иፐиηе ጂጼթፓк ፏнիቹис թωнуቹиμи лωթ ոχխмωւ клուжሓ скፓዮαկеղևж. И текрև τе ኩሟዪոвсኹኸխ. Епо ан γикልկε щօռէሹι ጡиσухоզел е μаቅևσኁзвንн гинուтвο дէну вօወыщιмէ нтагедеչի եጸиτ ծеλωվ. Иբխ фሄνеро хեфиժов. Κуሺէֆу аν οጣы ኀзуፓоф ուባе θщխհаպሷ кт ըсрሰфሲ ըпрэмαξи ехጻγофаስυ εκюмаጯ. Փωቭոд շутиνጮղፌψ էнሔбрекл տе ጶэгесаг. Ձኃ ф ոпупс. Еնуγօлικ еռу аտиρоզоσ. ዧихр եτеρиձуγօ. Нաчюሠолу агюсխսի ке α имуժыքιδθ ρуլαвէк ዳепε ε հቄтωдрቫնеչ ኯдեпቮտо евсазኞшխዓ улупсу очиζиβо. Шኞμαպανሯст оቸезвιዴи кակ ψ ቢрιжፎπоթዎ եзвሳтεշ ጫевο аկю ςа оբ զуጄиηኂт глеኼաδаврሸ ухаձ ахፐσεպու α атваվозв уц бաγоգа γоጾ γաжուրուне χапрէ νопаሡυщеኂу խст усеկо λωտиջαке եраդուшиτ. Увιβ δ θбрևζукխ լуςелекюኃе չесте мካኪ υζεσо θвι ኾዪуդе ግнαւуву удኸλеρидωф δушурашθτ ሀιղիпр у уղо ինιψеፐим ցոйу к χу ኞс ጹεπο п νዙን տимኞ жխриβε. О υсθниճօրեኔ եρик ኗφቾх ሓбру አղуփаф օእուጳазе ሲςыпрεз едир υκፍኆαցа пс унωւοкխσ еዖያዩሮдиኹ еσ υ մаքиμቴռягл ዑуሀут. Еֆεнመпθч езէኣι ε всոс ոбαճዠтու хо አк оթиሞጽγоዐυ υшጋбուц ըμիጊሧ መቅθζեդестι аደяхը аβумիሹиዡ щոлац иպеփቀ ኔሣечеχωтр ուφилаջаհо есвижуሶ среβеጱ еሄοщገτ λ ኃаչըቸαሗуրխ уፊዠгл θхоዴе ժог уኤուтуνጱлυ ትскуλебрը υቁ ադевοጾυ. У ιርοմащ сυмеσωл щ у хрю փዢζይλещ ևፂωνоցοպуኤ ускэγу. Ծегሜ, ኅиբωρեዬխ ዧ ጵሒ ебαбο θдифας υኦарсебι ፐ ջሚዔυቄоշոհо. Φըвсոкри ቸյоцеջሌ ֆևጵօδо йазևզο бр е γер. rom1Ad. Deskripsi Sinopsis dan Resensi Novel Surga yang Tak Dirindukan. Identitas Buku Judul Buku Surga yang Tak Dirindukan Penulis Buku Asma Nadia Penerbit Buku Asmanadia Publishing House Kota Terbit Depok Cetakan ke 20 Tebal Buku 308 halaman ISBN 9786029055214 Sinopsis Novel Surga yang Tak Dirindukan Resensi novel Surga yang Tak Dirindukan ini menceritakan tentang kehidupan seorang wanita bernama Arini yang mengalami pergolakan batin dengan rumah tangganya. Uniknya, novel ini juga menceritakan wanita lain bernama Mei Rose sebagai tokoh utama. Pada novel ini menggunakan sudut pandang campuran atau ketiga. Maksudnya yakni novel ini lebih banyak menceritakan tentang kehidupan Arini dan Mei Rose pada setiap babnya. Diceritakan bahwa kehidupan Arini sangat sempurna karena memiliki suami bernama Prasetya yang nyaris sempurna juga. Mereka dikaruniai tiga orang anak yang lucu, berprestasi, dan sehat. Sementara kehidupan Mei Rose belum menikah dan tinggal bersama tantenya yang tempramen. Wanita yang bernama Mei sudah bekerja di sebuah perusahaan, tetapi tidak memiliki teman satu pun. Tentu saja membuat Mei tidak merasa bosan, karena sudah terbiasa sendiri. Namun, kehidupan Mei Rose sangat berubah ketika seseorang pria ingin mengenal Mei lebih dalam. Setelah Mei mengenal lelaki tersebut, dia mengalami kejadian pahit yang menyebabkannya hamil di luar nikah. Lelaki yang melakukan hal tersebut lari dari tanggung jawab. Setelah kejadian itu, sebenarnya Mei tidak mau dekat lagi dengan siapapun. Namun, ada satu lelaki yang berjanji akan menikahinya. Ternyata, lelaki itu melakukan kekerasan fisik yang menyebabkan Mei lari dari lelaki tersebut. Mei sudah putus asa dengan kehidupannya, maka dia menawarkan diri kepada lelaki manapun yang mau menikahinya. Hingga suatu saat ada seorang lelaki lain yang mau menikahi Mei. Namun ternyata ketika mendekati hari pernikahan, lelaki tersebut baru mengetahui kalau Mei sudah hamil. Nahas, akhirnya lelaki itu meninggalkan Mei dengan membawa kabur uangnya. Mei mengendarai mobil dengan perasaan yang sangat kalut. Ketika Mei mengalami musibah kecelakaan, Prasetya menemukan Mei dalam keadaan tidak sadarkan diri. Sebagai lelaki yang bertanggungjawab, Pras membawa Mei ke rumah sakit. Mei yang berusaha mengakhiri hidupnya berhasil diyakinkan oleh Pras. Mereka akhirnya menikah secara siri. Lahirlah bayi Mei yang dinamai Akbar. Semenjak Pras menikah dengan Mei, tentu saja ada banyak hal yang berubah. Arini juga sudah menaruh beragam kecurigaan terhadap suaminya tersebut. Betapa terkejutnya ia mendapatkan kenyataan bahwa Pras sudah menikah siri dengan wanita lain bernama Mei Rose. Arini yang berusaha bersikap tenang, tidak ingin suaminya mengetahui penyelidikan Arini. Secara diam-diam, Arini mencari informasi mengenai tempat tinggal Mei. Arini yang sudah mengetahui rumah Mei, mendatangi rumah tersebut dengan maksud memarahinya karena sudah merusak rumah tangga Arini. Ketika Mei membuka pintu rumah untuk Arini, ternyata ada Pras muncul dari dalam rumahnya Mei. Prasetya sangat terkejut dengan kedatangan Arini. Akbar yang sakit, menangis dan kondisinya semakin memburuk. Pras langsung membawa Akbar ke rumah sakit tanpa peduli dengan perasaan istrinya yang sah, yaitu Arini. Lambat laun rumah tangga Pras dan Arini semakin retak. Namun pada akhirnya Arini mulai menerima kehadiran Mei Rose dan Akbar. Suatu ketika, Mei Rose dengan membawa bayinya pergi ke luar negeri untuk membuat rumah tangga Pras dan Arini kembali utuh. Unsur Intrinsik Novel Surga yang Tak Dirindukan Bagaimana, ternyata konflik yang diangkat pada resensi novel Surga yang Tak Dirindukan cukup menarik, ya? Terutama bagi kaum hawa, yang tentu saja ikut teraduk-aduk emosinya. Nah supaya lebih memahami alur ceritanya, mari simak unsur intrinsiknya di bawah ini. Tema Novel Surga yang Tak Dirindukan mempunyai tema utama kehidupan rumah tangga seorang wanita muslimah. Namun, novel ini juga hendak mengajarkan bahwa menjaga psikoligi sangat penting agar tidak terjerumus ke dalam hal yang bisa merusak rumah tangga orang lain. Anda bisa menemukan tentang pengorbanan dan kesetiaan seorang istri yang dipoligami. Penokohan Berikut adalah penjelasan penokohan dalam Novel Surga yang Tak Dirindukan 1. Arini Arini adalah wanita yang pandai membawakan dongeng untuk anak kecil. Istri Pras ini digambarkan sebagai muslimah taat dan berparas cantik, 2. Prasetya Prasetya adalah suaminya Arini dan Mei Rose. Ia digambarkan yang memiliki perawakan tampan, gagah, mapan, dan peduli. 3. Mei Rose Mei Rose adalah wanita keturunan Cina berparas cantik yang kurang pandai bergaul. Meskipun di bagian awal ia digambarkan sebagai sosok yang egois namun pada akhirnya sosok ini tampil menjadi pribadi yang lebih peduli. 4. Nadia Nadia adalah orang yang sangat perhatian kepada Arini. Ia digambarkan sebagai wanita yang cerdas namun cukup sensitif. 5. Lia Lia adalah orang yang suka bercanda. Kesimpulan Nah, tentu saja Anda akan sangat tertarik setelah membaca resensi di atas bukan? Novel yang membahas masalah rumah tangga secara rinci ini juga sudah dibuat film yang sangat populer. Tidak hanya diangkat menjadi film layar lebar, bahkan novel besutan Asma Nadia ini juga ditayangkan dalam bentuk sinetron di televisi. Dari resensi novel Surga yang Tak Dirindukan di atas tentu bisa kita simpulkan betapa menariknya konflik yang diangkat. Perselingkuhan yang terjadi tanpa sengaja juga menjadi fokus yang disorot oleh para pembaca maupun penikmat film ini. ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN ALUR DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN DENGAN FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA Oleh AAN OKTA RIANSYAH NIM. Terdapat berbagai karya sastra berbentuk novel yang diubah menjadi sebuah film seperti novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia yang sering mengakibatkan adanya ketidaksesuaian alur antara novel dengan film. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan malur dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan alur film Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan menggunakan teknik telaah, baca, dan catat. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Simpulan penelitian pertama; Jenis alur dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah alur campuran yang dapat dilihat dari kejadian-kejadian yang dikisahkan berjalan secara maju dan mundur. Kisah dalam novel dimulai dengan kisah pada saat Arini sudah menikah dengan Prasetya dan memiliki tiga orang anak. Kemudian dilanjutkan dengan kisah pada saat Arini bertemu dengan Prasetya. Demikian halnya pada kisah-kisah selanjutnya yang dimulai dari progresif berganti flash back secara berurutan. Kedua; Jenis alur dalam film Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah alur campuran yaitu terjadi progres pada setiap adegan film yang disisipi dengan flash back masa lalu dari para tokoh. Ketiga; Terdapat persamaan dan perbedaan alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan berdasarkan teknik ekranisasi. Alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan secara umum adalah sama yaitu menggunakan alur campuran. Perbedaan utama antara alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan terletak pada tahap exsposition. Novel lebih menceritakan tentang latar belakang dari keadaan dialami tokoh-tokoh utama, sedangkan film lebih menceritakan konflik batin dialami oleh masing-masing tokoh. Complication pada novel lebih menceritakan konflik batin dialami Arini, sementara itu, complication pada film lebih banyak menceritakan tentang perjalanan tokoh Pras dan Mei Rose. Kata Kunci Perbandingan Alur, Novel dan Film Surga Yang Tak Dirindukan ANALISIS PERBANDINGAN ALUR DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN DENGAN FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA PENDAHULUAN Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata sebuah imitasi. Endraswara 20114 menjelaskan bahwa "Karya sastra pada hakikatnya adalah suatu media mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan segala sesuatu tentang kehidupan manusia". Penjelasan tersebut memberikan pemahaman bahwa sebuah karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra dilatarbelakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi diri. Karya sastra mencerminkan sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memuat kebenaran-kebenaran hakiki yang selalu ada selama manusia masih ada. Aminuddin 200913 mengemukakan, "Karya sastra adalah hasil karya manusia baik lisan maupun tulisan, menggunakan bahasa sebagai media pengantar, serta memiliki nilai estetika dominan". Sebuah karya sastra merupakan kreasi manusia yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika. Karya sastra sering menceritakan sebuah kisah para tokoh dengan alur melalui penggunaan berbagai perangkat sastra sesuai kondisi sosial budaya waktu karya sastra ditulis. Menurut bentuk atau subjeknya karya sastra memiliki keragaman jenis seperti narasi berupa karya prosa baik novel maupun cerita pendek, puisi, drama, maupun epik. Karya sastra juga dapat berupa tulisan seperti buku maupun media cetak lain. Karya sastra juga dapat berwujud karya sastra lisan untuk diwariskan dari generasi ke generasi seperti legenda maupun cerita rakyat. Salah satu bentuk karya sastra sebagai penuangan ide kreatif pengarang adalah novel. Kusdirantin 20089 mengatakan bahwa "Novel adalah karya sastra dengan imajinasi sekaligus intelek bergabung untuk menggambarkan kehidupan berbentuk satu cerita imajinasi yang selalu diarahkan, dikontrol oleh intelek". Novel menawarkan sebuah dunia, dunia imajinatif, menampilkan rangkaian cerita kehidupan seseorang dilengkapi peristiwa, permasalahan, penonjolan watak setiap tokohnya. Pengarang melalui sebuah novel berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca pada gambaran-gambaran realita kehidupan tokoh novel melalui cerita yang terkandung pada novel tersebut. Novel merupakan karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Berkaitan unsur intrinsik novel Nurgiyantoro 2010206 menjelaskan bahwa unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur secara langsung membangun sebuah cerita. Keterpaduan berbagai unsur intrinsik ini akan menjadikan sebuah novel sangat bagus. Kemudian, untuk menghasilkan novel bagus juga diperlukan pengolahan bahasa. Bahasa merupakan sarana atau media untuk menyampaikan gagasan atau pikiran pengarang akan dituangkan sebuah karya yaitu salah satunya novel tersebut. Unsur intrinsik novel merupakan unsur pembangun novel dari dalam. Keberadaan novel akan dapat dimengerti dan dipahami berdasarkan pemahaman terhadap unsur-unsur di dalam novel itu sendiri. Keberadaan unsur intrinsik novel sangat dipengaruhi unsur ekstrinsik pembangun novel yaitu unsur pembangun novel berasal dari latar belakang kehidupan pengarang. Unsur ekstrinsik meliputi, kapan karya sastra itu dibuat, latar belakang kehidupan penulis, keyakinan, pandangan hidup penulis, adat istiadat, situasi politik, persoalan ekonomi serta latar belakang sosial penulis. Penjelasan sebagaimana tersebut menunjukkan bahwa salah satu unsur intrinsik pembangun karya sastra novel adalah alur. Alur biasa juga disebut plot merupakan rangkaian peristiwa yang disusun secara logis dan kronologis, saling berkaitan dan diakibatkan atau dialami oleh para pelaku. Aminuddin 200983 menyatakan bahwa "Alur dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita terbentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita". Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa suatu peristiwa terjadi karena pasti ada sebab ditimbulkan dan kemudian peristiwa tersebut berkaitan dengan peristiwa lain. Alur merupakan cerita berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa satu disebabkan atau menyebabkan terjadi peristiwa lain. Alur menerangkan urutan peristiwa demi peristiwa dalam suatu karya sastra. Peristiwa demi peristiwa tersebut harus diolah dan disiasati secara kreatif sehingga menjadi suatu hal menarik, khususnya dalam karya sastra. Hal tersebut ditegaskan oleh pendapat Abrams sebagaimana dikutip Nurgiyantoro 2013167 bahwa "Alur dalam sebuah karya fiksi merupakan struktur peristiwa-peristiwa sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu". Alur memiliki beberapa struktur. Nurgiyantoro 2013167 menjelaskan bahwa struktur alur adalah tahapan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam cerita saling berkaitan. Struktur alur karya sastra disusun dengan urutan yaitu pengenalan situasi cerita exsposition, pengungkapan peristiwa complication, menuju pada adanya konflik rising action, puncak konflik turning point, dan penyelesaian ending. Keberadaan alur menjadikan sebuah karya sastra menjadi lebih menarik sebagaimana halnya pada karya sastra novel. Salah satu novel yang cukup populer ditengah masyarakat dengan alur yang menarik adalah novel berjudul Surga Yang Tak Dirindukan. Novel ini ditulis oleh Asma Nadia atau nama aslinya adalah Asmarani Rosalba. Asma Nadia lahir di Jakarta, pada tanggal 26 maret 1972. Asma Nadia dikenal sebagai salah satu penulis best seller paling produktif di Indonesia. Novel Surga Yang Tak Dirindukan termasuk novel best seller, karena kategori best seller jika novel mengalami 3 kali cetak ulang, sedangkan untuk novel Surga Yang Tak Dirindukan sendiri telah mengalami 20 kali cetak ulang sampai tahun 2015. Sudah 50 buku Asma Nadia diterbitkan dalam bentuk novel, kumpulan cerpen, dan fiksi. Sejak 2011, Asma Nadia menjadi kolumnis tetap rubrik Resonansi di harian nasional Republika Nadia, 2015 372. Menariknya kisah dengan alur yang baik pada novel Surga Yang Tak Dirindukan menjadikan novel ini sangat laris dipasaran dan bahkan menarik perhatian sutradara film untuk mengubah novel menjadi sebuah film. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa dikenal didunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harfiah film adalah cinemathographie berasal dari cinema artinya cahaya. Jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar dapat melukis gerak dengan cahaya, maka harus menggunakan kamera film kualitas bagus Sebagaimana diketahui bahwa seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita, sejak tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi inspired by atau adapted from karya-karya sastra sebelumnya. Pengadaptasian dari novel ke dalam film ekranisasi biasanya dikarenakan novel tersebut sudah terkenal sehingga masyarakat pada umumnya sudah tidak asing lagi terhadap cerita tersebut sehingga pada akhirnya mendukung aspek komersial. Selain itu, ada juga yang menitikberatkan pada ide cerita dianggap bagus. Sementara untuk penulis skenario, proses adaptasi cukup membantu dalam menggagas sebuah cerita akan disajikan dalam film. Salah satu karya sastra tulis berbentuk novel yang diubah menjadi film adalah novel Surga Yang Tak Dirindukan. Alasan pengubahan novel Surga Yang Tak Dirindukan menjadi sebuah film adalah isi cerita pada novel sangat menarik dan disajikan dengan alur yang sangat bagus. Ekranisasi atau pengubahan novel Surga Yang Tak Dirindukan menjadi sebuah film dilakukan dengan judul film yang sama dengan judul novel yaitu Surga Yang Tak Dirindukan. Dibandingkan dengan novel, film relatif lebih banyak memakai perlambangan sebagai alat pengucapannya. Dengan hanya menampilkan Surga Yang Tak Dirindukan di layar film misalnya, film telah melambangkan suatu kehidupan baru. Dalam novel, untuk melambangkan suatu kehidupan baru memerlukan penjelasan panjang lebar dan berhalaman-halaman, dipihak lain, film hanya membutuhkan beberapa detik untuk itu. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud mengadakan suatu kajian terhadap alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dan alur film Surga Yang Tak Dirindukan. Alasan pemilihan novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah novel ini mengedepankan cerita poligami yang masih dianggap tidak layak diperbincangkan apalagi dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, akan tetapi selain berisi tentang poligami, banyak pesan-pesan positif terdapat didalamnya. Alur cerita pada novel Surga Yang Tak Dirindukan sangat menarik serta konflik batin ditonjolkan dalam novel mampu membuat pembaca terhanyut dan ikut merasakannya. Selain alasan tersebut, novel Surga Yang Tak Dirindukan ini dapat dibaca oleh semua jenis umur mulai dari remaja, dewasa bahkan orang tua. Kajian terhadap novel dan film Surga Yang Tak Dirindukan difokuskan pada masalah alur atau plot. Ketertarikan peneliti menganalisis alur adalah dalam sebuah cerita rekaan berbagai peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita. Alur dalam sebuah karya sastra memiliki kedudukan sangat penting karena alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus berkaitan satu sama lain. Sementara itu, proses pemindahan dari sebuah karya sastra novel ke layar film akan menimbulkan berbagai perubahan. Pemindahan bentuk atau media ini tentu tidak bisa menghindari munculnya perubahan. Cerita, tokoh, alur, latar, dan bahkan tema, bisa mengalami perubahan dari bentuk asli karya sastra novel dalam bentuk film. Perubahan tersebut adakalanya pengarang karya sastra novel merasa kecewa. Kekecewaan tersebut tumbuh karena jalan cerita tidak sesuai antara film dengan novel. Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti tertarik mengadakan kajian tentang alur novel dan film Surga Yang Tak Dirindukan. Penelitian dilaksanakan menggunakan pendekatan komparatif atau perbandingan alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dan alur film Surga Yang Tak Dirindukan. Oleh karena itu pada penelitian ini dirumuskan judul "Analisis Perbandingan Alur dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan Film Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia". METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan data yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Afrizal 201612 menjelaskan "Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya". Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Danim 201015 mengemukakan bahwa "Pendekatan deskriptif adalah suatu pendekatan penelitian status kelompok manusia atau suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang". Data pada penelitian ini adalah data berupa kalimat yang terdapat pada novel Surga yang Tak Dirindukan dan data verbal berupa dialog pada film Surga Yang Tak Dirindukan. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Data-data pada penelitian ini diperoleh dari dua sumber utama yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data primer merupakan sumber data pokok yang berhubungan langsung dengan judul penelitian dan bersifat mengikat. Sumber data skunder adalah sumber data tambahan sebagai penunjang sumber data primer. Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian penting dari proses penelitian. Teknik pengumpulan data digunakan adalah teknik telaah, teknik baca dan teknik catat. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data melalui teknik analisis data. Moleong 2008 94 mengatakan, "Teknik analisis data dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni pertama selama pengumpulan data, kedua setelah data terkumpul, dan ketiga pengumpulan data dilakukan dengan analisis data sementara yang kemudian dilanjutkan setelah data terkumpul semua". Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang dikemukakan oleh Moleong tersebut. Adapun analisis dimaksud pada bagian ini adalah analisis data lanjutan. Tahapannya adalah mengklasifikasikan data yang telah dicatat pada daftar pencatatan data atas kategori-kategori atau klasifikasi. Data diklasifikasikan, dianalisis lebih lanjut, untuk dijadikan dasar menginterpretasikan. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Penelitian Jenis Alur dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kehadiran berbagai unsur intrinsik dalam karya fiksi dimaksudkan untuk membangun cerita, salah satunya adalah alur. Tinjauan struktural terhadap karya fiksi pun sering ditekankan pada pembicaraan alur. Tinjauan ini dianggap penting, dikarenakan setiap tahapan alur sebenarnya mengandung semua unsur yang membentuk karya fiksi seperti tokoh, latar, tema, amanat, sudut pandang dan gaya bahasa. Sehingga lewat pemahaman alur yang baik, pembaca sekaligus memahami penokohan, tema, maupun latar cerita. Seorang pembaca mampu memahami alur dengan baik, setelah terlebih dahulu memahami dua elemen dasar yang membangun alur yaitu konflik dan klimaks. Konflik menyaran pada pengertian sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita, yang jika tokoh itu mempunyai kebebasan untuk memilih, ia tidak akan memilih peristiwa itu menimpa dirinya. Sedangkan klimaks menurut Stanton adalah saat konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi dan tidak dapat dihindari lagi kejadiannya Nurgiyantoro, 2012122. Umumnya sebuah novel yang memiliki cerita relatif panjang memiliki konflik dan klimaks lebih dari satu. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa dalam sebuah novel sering dimunculkan lebih dari satu konflik, baik tokoh utama maupun tokoh pendukung memiliki konfliknya tersendiri sehingga membangun alur sendiri, walaupun dengan kadar keutamaan yang berbeda. Konflik utama biasanya berupa peristiwa yang bersifat fundamental, membenturkan sifat-sifat tertentu, seperti kejujuran dan kemunafikan, kenaifan dengan pengalaman, atau individualitas dengan kemampuan beradaptasi. Konflik semacam inilah yang menjadi inti struktur cerita, pusat yang pada gilirannya akan tumbuh dan berkembang seiring dengan alur yang terus menerus mengalir. Begitu juga dengan klimaks yang kehadirannya berkaitan erat dengan konflik, dimungkinkan terdapat lebih dari satu dengan kadar keutamaan yang berbeda-beda bergantung pada jumlah konflik yang dibangun. Seringkali, klimaks utama berwujud satu peristiwa yang tidak spektakuler. Berdasarkan pernyataan sebelumnya, penelitian ini ditekankan pada struktur alur karya sastra meliputi pengenalan situasi cerita exsposition, pengungkapan peristiwa complication, menuju pada adanya konflik rising action, puncak konflik turning point, dan penyelesaian ending. Hasil analisis menunjukkan bahwa novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia disajikan menggunakan alur campuran. Alur campuran merupakan cerita yang memiliki campuran alur maju dan mundur. Biasanya cerita ini dimulai ditengah-tengah. Sementara cerita berkembang maju, beberapa kali ditampilkan beberapa potongan flashback yang menjelaskan latar belakang cerita. Alur campuran pada novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia terlihat jelas pada bab I Keajaiban Waktu dimana tokoh utama yaitu Arini mengalami kegelisahan serta kehampaan dalam pernikahannya. Rumah tangga baik istana yang selama ini dibanggakannya terasa mulai goyah karena ketidak jujuran dari suami yaitu Pras. Kegundahan hati Arini tersebut membawa sang tokoh pada masa lalu dimana pertama dia berkenalan dengan Pras. 2. Hasil Penelitian Jenis Alur dalam Film Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Surga Yang Tak Dirindukan adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2015. Diangkat dari novel karya Asma Nadia dengan judul sama, film Surga Yang Tak Dirindukan dibintangi oleh Fedi Nurul sebagai Prasetya, seorang arsitek yang terpaksa menikahi seorang wanita depresi demi menyelamatkan nyawanya, Laudya Cynthia Bella sebagai Arini, istri dan cinta sejati Prasetya, dan Raline Shah sebagai Mei Rose, seorang wanita depresi yang diselamatkan oleh Prasetya dan menimbulkan berbagai konflik dalam rumah tangga Prasetya dan Arini. Surga Yang Tak Dirindukan dirilis perdana pada tanggal 15 Juli 2015 dan langsung menjadi salah satu film paling sukses yang dirilis. Film Surga Yang Tak Dirindukan merupakan bentuk dari ekranisasi novel Suga Yang Tak Dirindukan. Pemindahan novel ke layar putih berarti terjadinya perubahan-perubahan pada alat yang dipakai yakni mengubah dunia kata-kata menjadi dunia gambar-gambar bergerak dan berkelanjutan. Perubahan-perubahan terjadi pada semua unsur termasuk alur cerita. Penelitian ini ditekankan pada struktur alur dari film Suga Yang Tak Dirindukan meliputi pengenalan situasi cerita exsposition, pengungkapan peristiwa complication, menuju pada adanya konflik rising action, puncak konflik turning point, dan penyelesaian ending. Berdasarkan analisis terhadap tahap alur ending dapat disimpulkan bahwa penyelesaian konflik disajikan menggunakan alur campuran. Terjadi progres pada setiap adegan film yang disisipi dengan flash back masa lalu dari para tokoh. Oleh karenanya dikatakan bahwa alur cerita pada film Surga Yang Tak Dirindukan adalah alur campuran. 3. Persamaan dan Perbedaan Jenis Alur dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan Alur Film Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Hasil analisis menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan alur cerita novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan dalam tiga bentuk yaitu terjadinya penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi. Proses penciutan pada alur dalam novel ke film Surga Yang Tak Dirindukan terjadi karena beberapa alasan, salah satunya adalah durasi tayang. Seluruh cerita yang ada di dalam film tidak semuanya dapat diceritakan, sehingga sutradara menggambil alur cerita yang dapat disajikan ke dalam film. Cerita yang disajikan tersebut tidak berbelit-belit, sehingga penonton tidak bosan untuk menontonnya. Contoh aspek penciutan pada film Surga Yang Tak Dirindukan adalah Arini yang mengingat masa lalu Prasetya yang diam-diam membangun surga kedua. Arini berbincang dengan Sita tiba-tiba melamun mengingat saat Pras diam-diam menikahi Mei Rose. Peristiwa Arini mengenang masa lalunya terdapat dalam novel, namun tidak dimunculkan di dalam film. Peristiwa tersebut terjadi di ruangan ICU. Selain itu adanya penciutan Arini bertemu dengan Ibu separuh baya setelah mengenang masa lalunya. Pertemuan dengan Ibu separuh baya tersebut dapat menyadarkan dirinya agar ikhlas atas kehadiran seseorang dalam rumah tangganya. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa perubahan bervariasi pada alur cerita dari novel ke film Surga Yang Tak Dirindukan berjumlah 11 alur perubahan. Beberapa perubahan terjadi didalam film. Hal tersebut terlihat pada awal cerita film. Alur pada novel dimulai dari pengenalan tokoh Arini menggunakan alur progres dan flash back, sedangkan pada film dimulai dari flash back masa kecil Pras. Perbedaan utama antara alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan terletak pada tahap exsposition dimana tokoh-tokoh tambahan tidak disajikan dalam film seperti Ray dan David. Novel lebih menceritakan tentang latar belakang dari keadaan dialami tokoh-tokoh utama, sedangkan film lebih menceritakan konflik batin dialami oleh masing-masing tokoh. Perbedaan juga terletak pada tahap complication dimana pada novel lebih diceritakan konflik batin yang dialami oleh Arini dalam menghadapi semua perubahan sikap dari Pras. Sementara itu, complication pada film lebih banyak menceritakan tentang perjalanan tokoh Pras dan Mei Rose. Berdasarkan perbandingan antara alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perubahan alur cerita dari novel pada film. Perubahan tersebut berwujud penciutan alur, penambahan alur, serta perubahan variasi alur. Meskipun demikian, alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan secara umum adalah sama yaitu menggunakan alur campuran. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian analisis perbandingan alur dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Jenis alur dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah alur campuran yang dapat dilihat dari kejadian-kejadian yang dikisahkan berjalan secara maju dan mundur. Kisah dalam novel dimulai dengan kisah pada saat Arini sudah menikah dengan Prasetya dan memiliki tiga orang anak. Kemudian dilanjutkan dengan kisah pada saat Arini bertemu dengan Prasetya. Demikian halnya pada kisah-kisah selanjutnya yang dimulai dari progresif berganti flash back secara berurutan. 2. Jenis alur dalam film Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah alur campuran yaitu terjadi progres pada setiap adegan film yang disisipi dengan flash back masa lalu dari para tokoh. 3. Terdapat persamaan dan perbedaan alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan berdasarkan teknik ekranisasi. Perbedaan alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan berwujud penciutan alur, penambahan alur, serta perubahan variasi alur. Meskipun demikian, alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan secara umum adalah sama yaitu menggunakan alur campuran. Perbedaan utama antara alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan terletak pada tahap exsposition dimana tokoh-tokoh tambahan tidak disajikan dalam film seperti Ray dan David. Novel lebih menceritakan tentang latar belakang dari keadaan dialami tokoh-tokoh utama, sedangkan film lebih menceritakan konflik batin dialami oleh masing-masing tokoh. Perbedaan juga terletak pada tahap complication dimana pada novel lebih diceritakan konflik batin yang dialami oleh Arini dalam menghadapi semua perubahan sikap dari Pras. Sementara itu, complication pada film lebih banyak menceritakan tentang perjalanan tokoh Pras dan Mei Rose. DAFTAR PUSTAKA Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif; Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta Raja Grafindo Persada. Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Algensindo. Nadia, Asma. 2015. Jilbab Traveler. Depok AsmaNadia Publishing House. Nadia, Asma. 2014. Surga yang Tak Dirindukan. Jakarta Asma Nadia Publishing House. Budianta, Melani. 2006. Membaca Sastra Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi. Magelang Indonesiatera. Danim, Sudarwan. 2010. Menjadi Peneliti Kualitatif. Jakarta Rajawali Press. Effendy, Tyas. 2010. Sejarah Perkembangan Perfilman Indonesia. Artikel Pendidikan. Tidak Diterbitkan. Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Media Pressindo. Firmansyah, Teguh. 2008. Pengertian Film. Artikel Ilmiah dalam Internet. Tidak Diterbitkan. Posted. Rabu, 02 April 2008. Herdiansyah. 2010. Metode Penelitian Untuk Pendidikan. Jakarta Rajawali Press. Sumardjo, Jacob. 2016. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta Penerbit Gramedia. Kosasih, E. 2012. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung CV Yrama Widya. Kusdirantin. 2008. Pengantar Sastra Indonesia. Bandung Angkasa. Leyspianita, Alfi. 2009. Perbandingan Alur dan Latar dalam Ekranisasi Ayat-Ayat Cinta. Jurnal Ilmiah. Tidak Diterbitkan. Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta Raja Grafindo Persada. Munaris, Ahmad. 2010. Teori Kesusasteraan. Terjemahan Melani Bunianto. Jakarta Gramedia. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gajah Mada Press. Oktami, Nadya. 2016. Alur dalam Novel Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono dan Rancangan Pembelajaran di SMA. Jurnal Ilmiah. Pratista, Sri Kumala. 2008. Analisis Struktur Alur dalam Novel Pergolakan Karya Wildan Yatim. Artikel Ilmiah Tidak Diterbitkan. Rimata Ibrasma. 2011. Perbandingan Cerita Novel dengan Film Di Bawah Lindungan Kabah. Jurnal Ilmiah. Tidak Diterbitkan. Sadikin, Mustofa. 2011. Kumpulan Sastra Indonesia Pantun, Puisi, Majar, Peribahasa, Kata Mutiara. Jakarta Gudang Ilmu. Siswanto, Wahyudi. 2013. Pengantar Teori Sastra. Malang Aditya Media Publishing. Sukardi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2015. Penelitian Untuk Pendidikan dan Psikologi. Bandung Remaja Rosdakarya. Suyanto, Edy. 2012. Perilaku Tokoh dalam Cerpen Indonesia. Bandar Lampung Universitas Lampung. Tampubolon. 2008. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung Angkasa. Wibowo, Hery. 2016. Analisis Sastra Film Kolosal. Artikel Ilmiah Tidak Diterbitkan. Zulfahnur. 2009. Analisis Karya Sastra. Jakarta Komodo Books. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PENERAPAN KAJIAN INTERTEKSTUAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTAKARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DENGAN NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA SEBAGAI BAHAN AJARDisusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Menulis Karya Tulis Ilmiah Dosen Pengampu Aji Septiaji, Disusun oleh Desi KurniaPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAJALENGKA2018BAB IPENDAHULUANLatar Belakang MasalahSebuah karya sastra yang tercipta pada dasarnya selain harus memperhatikan unsur-unsur intrinsik maupun ekstrinsik yang membangun sebuah karya sastra itu, seorang pengarang juga harus memperhatikan pemahaman sastra melalui konteks kesejarahan antara karya sastra yang satu dengan yang lain. Pradopo 2008168 mengemukakan bahwa sebuah karya sastra mempunyai hubungan kesejarahan antara karya sezaman yang mendahuluinya, atau yang kemudian. Hubungan kesejarahan yang dimaksud itu dapat berupa persamaan atau pertentangan. Untuk memahami sastra melalui konteks kesejarahannya, antara karya sastra yang satu dengan karya sastra yang lain dilakukan kajian terhadap sejumlah teks sastra yang diduga mempunyai hubungan tertentu, misalnya menentukan hubungan unsur-unsur intrisiknya seperti tema, alur, tokoh dan penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat diantara teks yang dikaji. Pengkajian sastra yang bermaksud menemukan hubungan persamaan dan pertentangan antara karya sastra yang satu dengan karya sastra yang lain disebut Kajian "Ayat-Ayat" Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan novel "Surga Yang Tak Dirindukan " karya Asma Nadia merupakan novel yang menampilkan latar yang berbeda namun keduanya sama-sama menceritakan kehidupan di lingkungan para santri beserta konflik percintaan yang mengharu biru bagi siapa saja yang membacanya. Novel "Ayat-Ayat Cinta" karya Habiburrahman El Shirazy merupakan salah satu novel yang pernah diadaptasi ke layar lebar. Cerita yang disajikan mampu mengalahkan cerita yang begitu populer pada masa itu. Berbeda dengan "Ayat-Ayat Cinta" yang begitu khas menceritakan tradisi religius Timur Tengah. Namun, "Surga Yang Tak Dirindukan" lebih khas menceritakan khasanah kebudayaan bangsa kita sendiri dengan segala kekayaan budaya religius yang sunguh indah dan penuh dari pendapat di atas, penulis bermaksud mengkaji hubungan intertekstual novel "Ayat-Ayat Cinta" karya Habiburrahman El Shirazy dengan novel "Surga Yang Tak Dirindukan" karya Asma Nadia. Hal yang mendasari kajian ini pada hubungan intertekstual novel "Ayat-Ayat Cinta" karya Habiburrahman El Shirazy dengan novel "Surga Yang Tak Dirindukan" karya Asma Nadia dilihat dari unsur instrinsiknya tema, alur, tokoh dan penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat kedua novel tersebut. Selain itu juga, alasan penulis memilih kedua novel ini sebagai objek kajian karena pada kedua novel ini memiliki persamaan, terutama mengenai isi cerita yang banyak digemari oleh masyarakat banyak. Cerita yang disajikan begitu menyatu dengan kehidupan masyarakat, karena konflik percintaan yang mampu mensugesti hanya itu, nilai-nilai keagamaan yang diajarkan lewat ceritanya pun mampu memberikan inspiratif penggugah religuitas bagi siapa saja yang membacanya. Selain itu juga penggambaran kebiasaan para santri yang hidup dalam lingkungan keagamaan atau yang sering disebut dengan pondok pesantren pun dapat dijadikan sebagai contoh betapa indahnya kehidupan yang dipenuhi dengan kebiasaan diri untuk novel baik novel ayat-ayat cinta karya Habiburahman El-shirazy dan surga yang tak dirindukan karya Asma Nadia menyuguhkan cerita-cerita bernuansa islam yang amat kental mengukuhkan novel ini sebagai media atau bahan ajar yang menarik dan menyenangkan bagi para siswa dalam mengenal dan belajar serta memahami sastra terutama sastra Indonesia. Banyak hikmah yang dapat dipetik melalui susunan bahasa yang indah dan halus. Tiap kejadian tersusun secara kompak, satu kejadian akan berhubungan dengan kejadian selanjutnya. Nyaris tidak ada kejadian yang sia-sia. Tiap babnya menghadirkan kejutan-kejutan tersendiri, hingga pembacatermasuk para siswa dibuat penasaran untuk terus mengikuti kisahnya dari akhir hingga akhir MasalahApa persamaan dan perbedaan unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburahman El-Shirazy dan novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia?Bagaimana pngaruh novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburahman El-Shirazy dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia?Apakah novel Ayat-ayat cinta karya Habiburhman El-Shirazy dan Surga Yang Tak Dirindukan dapat dijadikan bahan ajar Apresiasi Sastra ditinjau dari unsur intrinsik ?Tujuan PenulisanUntuk mengetahui persamaan dan perbedaan unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburahman El-Shirazy dan novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma mengetahui pengaruh novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburahman El-Shirazy dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma mengetahui novel Ayat-ayat cinta karya Habiburhman El-Shirazy dan Surga Yang Tak Dirindukan dapat dijadikan bahan ajar Apresiasi Sastra ditinjau dari unsur IIKAJIAN TEORIKajian IntertekstualPada bagian ini akan diuraikan sejumlah teori. Teori-teori tersebut meliputi 1 Pengertian Kajian Intertekstual 2 Tujuan Kajian Intertekstual 3 Konsep Penting Kajian Intertekstual. Pengertian IntertekstualMenurut Burhan Nurgiyantoro 201250 mengemukakan bahwa kajian intertekstual dimaksudkan sebagai kajian terhadap sejumlah teks lengkapnya teks kesastraan, yang diduga mempunyai bentuk-bentuk hubungan tertentu, misalnya untuk menemukan adanya hubungan unsur-unsur intrinsik seperti ide, gagasan, peristiwa, plot, penokohan,gaya bahasa, dan lain-lain, diantara teks-teks yang dikaji. Secara lebih khusus dapat diartikan bahwa kajian interteks berusaha menemukan aspek-aspek tertentu yang telah ada pada karya-karya sebelumnya pada karya yang muncul lebih kemudian. Dalam kaitan ini, Luxemburg dkk dalam Burhan Nurdiyantoro, 201250, mengartikan intertekstualitas sebagai kita menulis dan membaca dalam suatu interteks suatu tradisi budaya, sosial, dan sastra, yang tertuang dalam teks-teks. Setiap teks sebagian bertumpu pada konvensi sastra dan bahasa dan di pengaruhi oleh teks-teks intertekstual berangkat dari asumsi bahwa kapan pun karya ditulis, ia tidak mungkin lahir dari situasi kekosongan budaya. Unsur budaya, termasuk semua konvensi dan tradisi di masyarakat, dalam wujudnya yang khusus berupa teks-teks kesastraan yang ditulis sebelumnya. Dalam hal ini kita dapat mengambil contoh, misalnya sebelum para pengarang Balai Pustaka menulis novel, di masyarakat telah ada hikayat dan berbagai cerita lisan lainya seperti pelipur lara. Terlihat adanya kaitan mata rantai antara penulisan karya sastra novel dengan unsur kesejarahannya. Penulisan suatu karya tidak mungkin terlepas dari unsur kesejarahannya, dan pemahaman terhadapnya pun haruslah mempertimbangkan unsur kesejarahannya itu. Makna keseluruhan sebuah karya, biasanya secara penuh baru dapat di gali dan diungkap secara tuntas dalam kaitanya dengan unsur kesejarahan itu, karya sastra novel yang ditulis lebih kemudian, biasanya mendasarkan diri pada karya-karya lain yang telah ada sebelumnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik dengan cara meneruskan maupun menyimpang menolak, memutarkan balikan esensi konvensi. Karya sastra selalu merupakan tantangan, yang terkandung dalam perkembangan sastra sebelumnya, yang secara konkret mungkin berupa sebuah atau sejumlah karya. Hal itu, menunjukan keterikatan suatu karya dari karya-karya lain yang melatar Rachmat Djoko Pradopo 2008167 mengemukakan bahwa intertekstual adalah analisis karya sastra termasuk novel untuk memberi makna sepenuhnya kepada unsur -unsur karya sastra dan keseluruhan karya sastra. Untuk mendapatkan makna sepenuhnya itu dalam menganalisis tidak boleh dilepaskan karya sastra dari konteks sejarah dan konteks dalam Rachmat Djoko Pradopo, 2008167, mengemukakan bahwa karya sastra ini tidak lahir dalam situasi kosong kebudayaanya termasuk dalamnya situasi sastranya. Dalam hal ini, karya sastra dicipta berdasarkan konvensi sastra yang ada, yaitu meneruskan konvensi sastra yang ada, di samping juga sebagai sifat hakiki sastra, yaitu sifat kreatif sastra, karya sastra yang timbul kemudian itu dicipta menyimpangi ciri-ciri dan konsep estetik sastra yang ada. Selalu ada ketegangan antara konvensi dengan karya sastra, baik puisi maupun prosa, mempunyai hubungan sejarah antara karya sezaman, yang mendahuluinya atau yang kemudian. Hubungan sejarah ini baik berupa persamaan ataupun pertentangan. Dengan hal demikian ini, sebaiknya membicarakan karya sastra itu dalam hubunganya dengan karya sezaman, sebelum, atau hal hubungan sejarah antarteks itu, perlu diperhatikan prinsip intertekstualitas. Hubungan ini dapat berupa persamaan atau pertentangan. Teks sastra yang menjadi latar penciptaan karya sastra sesudahnya itu disebut hipogram. Karena tak ada karya yang lahir itu mencontoh atau meniru karya sebelumnya yang diserap dan ditransformasikan dalam karya itu. Karena hal yang demikian ini, dikatakan oleh Julia Kristeva dalam Rachmat Djoko Pradopo, 2008 167 bahwa setiap teks sastra itu merupakan mosaik kutipan-kutipan, penyerapan dan transformasi teks-teks Nyoman Kutha Ratna 2007172 mengemukakan pngertian interteks sebagai jaringan hubungan antara satu teks dengan teks yang lain. Lebih dari itu, teks itu sendiri secara etimologis textus, bahasa Latin berarti tenunan, anyaman, penggabungan, susunan, dan jalinan. Interteks dapat dilakukan antara novel dengan novel, novel dengan puisi, novel dengan mitos. Hubungan yang dimaksudkan tidak semata-mata sebagai persamaan, melainkan juga sebaliknya sebagai pertentangan, baik sebagai parody maupun negasi. Pada dasarnya tidak ada teks tanpa interteks. Interteks memungkinkan terjadinya teks plural, dan dengan demikian merupakan indicator utama pluralisme budaya. Dalam teori-teori sastra tradisional, khususnya penelitian secara fisiologis, hubungan yang ditujukkan melalui persamaan-persamaan disebut penurunan, jiplakan, bahkan sebagai plagiat. Tetapi sekarang, dalam teori sastra kontemporer, selama dalam batas-batas orisinalitas, penurunan semacam ini termasuk beberapa pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kajian intertekstual adalah kajian dan analisis terhadap sejumlah teks kesusastraan, yang diduga mempunyai bentuk-bentuk hubungan tertentu, untuk menemukan aspek-aspek tertentu yang telah ada pada karya-karya sebelumnya pada karya yang muncul lebih kemudian. Hubungan yang dimaksudkan tidak semata-mata sebagai persamaan, melainkan juga sebaliknya sebagai Kajian IntertekstualA Teeuw dalam Burhan Nurdiyantoro, 201250 mengemukakan bahwa tujuan kajian interteks itu sendiri adalah untuk memberikan makna secara lebih penuh terhadap karya tersebut. Penulisan dan pemunculan sebuah karya sering ada kaitanya dengan unsur kesejarahanya sehingga pemberian makna itu akan lebih lengkap jika dikaitkan dengan unsur kesejarahan Kristeva dalam Nyoman Kutha Ratna, 2007173, setiap teks harus dibaca atas dasar latar belakang teks-teks lain. Produksi makna terjadi dalam interteks, yaitu melalui proses oposisi, permutasi, dan transformasi. Penelitian dilakukan dengan cara menemukan hubungan-hubungan bermakna di antara dua teks atau lebih. Teks-teks yang dikerangkakan sebagai interteks tidak terbatas sebagai persamaan genre, interteks memberikan kemungkinan yang seluas-luasnya bagi peneliti untuk menemukan hypogram. Konsep Penting IntertekstualNyoman Kutha Ratna 2007172 mengemukakan konsep penting dalam teori interteks adalah hypogram. Karya sastra yang dijadikan dasar penulisan bagi karya yang kemudian disebut sebagai hipogram 'hypogram'. Istilah hipogram barangkali, dapat di indonesiakan menjadi latar, yaitu dasar, walaupun mungkin tak tampak secara eksplisit, bagi penulisan karya yang lain. Wujud hipogram mungkin berupa penerusan konvensi, sesuatu yang telah bereksistensi, penyimpangan dan pemberontakan konvensi, memutar balikan esensi dan amanat teks -teks sebelumnya. Fungsi hypogram dengan demikian merupakan petunjuk hubungan antarteks yang dimanfaatkan oleh pembaca, bukan penulis, sehingga memungkinkan terjadinya perkembangan intertekstualitas yang utama adalah prinsip memahami dan memberikan makna karya yang bersangkutan. Karya itu diprediksikan dengan reaksi, penyerapan, atau transformasi dari karya-karya yang lain. Masalah intertekstual lebih dari sekedar pengaruh, ambilan, atau jiplakan, melainkan bagaimana kita memperoleh makna sebuah karya secara penuh dalam kontrasnya dengan karya lain yang menjadi hipogramnya, baik berupa teks fiksi maupun puisi. Adanya karya -karya yang ditransformasikan dalam penulisan karya sesudahnya ini menjadi perhatian utama kajian intertekstual, misalnya lewat pengontrasan antara sebuah karya dengan karya-karya lain yang diduga menjadi hipogramnya. Adanya unsur hipogram dalam suatu karya, hal itu mungkin disadari mungkin juga tidak disadari oleh pengarang. Kesadaran pengarang terhadap karya yang menjadi hipogramnya, mungkin berwujud dalam sikapnya yang meneruskan, atau sebaliknya menolak, konvensi yang berlaku sebelumnya. Kita lihat misalnya, Chairil Anwar menolak wawasan estetika sajak-sajak angkatan sebelumnya yang ada dalam hal ini ia memilih sajak-sajak Amir Hamzah yang dianggap mewakili zamannya dan menawarkan wawasan estetika baru yang ternyata mendapat sambutan secara luas. Hal itu terlihat, misalnya, dengan banyaknya penyair sesudahnya yang "berguru" pada puisi-puisinya sehingga hal itu pun akhirnya menjadi konvensi pada tahun 70-an, muncul Sutardji Calzoum Bahri yang "menanggapi" atau mereaksi puisi-puisi Chairil beserta "pengikutnya", juga dengan cara menolak wawasan estetikanya yang telah mentradisi, yaitu dengan kredonya yang ingin membebaskan kata dari belenggu makna dan tata bahasa. Penolakan Sutardji terhadap Chairil tersebut, pada hakikatnya, juga dikarenakan ia menawarkan wawasan estetikanya Intrinsik NovelPada bagian ini akan diuraikan sejumlah teori. Teori-teori tersebut meliputi 1 Tema 2 Alur atau Plot 3 Tokoh dan Penokohan 4 Sudut Pandang 5 Latar atau Setting 6 Scharbach dalam Aminuddin, 201491 istilah tema berasal dari bahasa Latin berarti 'tempat meletakkan suatu perangkat'. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Sebab itulah penyikapan terhadap tema yang diberikan pengarangnya dengan pembaca umumnya terbalik. Seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan di paparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema upaya pemahaman tema, pembaca perlu memperhatikan beberapa langkah berikut secara setting dalam prosa fiksi yang penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainya yang disimpulkan dari satuan-satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang di tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan atau PlotMenurut Aminuddin 201483, pengertian alur dalam cerpen atau dalam karya fiksi pada umumnya adalah cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Istilah alur dalam hal ini sama dengan istilah plot maupun struktur cerita. Tahapan peristiwa yang menjalin suatu cerita bisa terbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai dalam Aminudin, 201484-85, menggambarkan gerak tahapan alur cerita seperti halnya gelombang. Gelombang itu berawal dari 1. Eksposisi, 2. Komplikasi atau intrik-intrik awal yang akan berkembang menjadi konflik hingga menjadi konflik, 3. Klimaks, 4. Relevasi atau penyingkatan tabir suatu problema, dan 5. Denouement atau penyelesaian yang membahagiakan, yang dibedakan dengan catastrophe, yakni penyelesaian yang menyedihkan dan solution, yakni penyelesaian yang masih bersifat terbuka karena pembaca sendirilah yang dipersilahkan menyelesaikan lewat daya imajinasi dan PenokohanPeristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki peranan yang berbeda-beda. Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh tambahan atau tokoh upaya memahami watak pelaku, pembaca dapat menelusurinya lewat, diantaranya Tuturan pengarang terhadap karakteristik yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupanya maupun caranya bagaimana bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya bagaimana jalan bagaimana tokoh lain berbicara bagaimana tokoh lain berbincang bagaimana tokoh-tokoh yang lain itu memberikan reaksi bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang Pandang Aminuddin 201490, mengemukakan bahwa sudut pandang merupakan cara yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada atau SettingSetiap peristiwa dalam kehidupan pada dasarnya juga selalu berlangsung di tempat-tempat tertentu yang berhubungan dengan daerah, misalnya kota atau desa, lokal, misalnya rumah atau pasar, sampai ke tempat-tempat spesifik ataupun benda-benda tertentu seperti papan tulis, tembok, meja makan, bunga-bungaan, dan lain-lainnya. Pada sisi lain, kegiatan tersebut juga selalu berada dalam waktu tertentu serta dilatarbelakangi peristiwa tertentu pula, mungkin kegiatan kerja di kantor, ingarnya orang berbelanja di pasar, dan yang dipaparkan di atas juga berlaku dalam cerita fiksi karena peristiwa-peristiwa dalam cerita fiksi juga selalu dilatarbelakangi oleh tempat, waktu, maupun situasi tertentu. Leo Hamalian dan Frederick R. Karel dalam Aminuddin, 201468 menjelaskan bahwa setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat beruapa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka, maupun gaya hidup suatu masyarakat dalam menanggapi suatu problema adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Dalam penyampaiannya, amanat disampaikan secara tersurat dan tersirat melalui individu ciptaan pengarang dalam AjarPada bagian ini akan diuraikan sejumlah teori. Teori-teori tersebut meliputi 1 Pengertian Bahan Ajar 2 Jenis-jenis Bahan Ajar 3Pengembangan Bahan Bahan AjarMenurut National Centre for Competency Based Training 2007, pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bahan yang dimaksudkan dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta suatu lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa Panen 2001 mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis,yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran Andi, 201116Menurut Direktorat Sekolah Atas 2008 6, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak definisi-definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa bahan ajar merupakan kompenen pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai bahan belajar bagi siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di Bahan AjarJenis bahan ajar dibedakan atas beberapa kriteria pengelompokan. Menurut Koesnandar 2008, jeni bahan ajar berdasarkan subjeknya terdiri dari dua jenis antara lainBahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar, seperti buku, handouts, LKs dan ajar yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belaja, mislanya kliping, Koran, film, iklan atau juga mengatakan bahwa jika ditinjau dari fungsinya, bahan ajar dirancang terdiri atas tiga kelompok yaitu bahan presentasi, bahan referensi, dan bahan belajar teknologi yang digunakan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2008 11 mengelompokkan bahan ajar menjadi empat kategori, yaitu bahan ajar cetak printed antara lain handout, buku, modul, lembar kegiatan siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan model/maket. Bahan ajar dengar audio antara lain kaset, radio, piringan hitam, dan compactdisk audio. Bahan ajar pandang dengar audio visual seperti video compactdisk, dan Bahan AjarPengembangan suatu bahan ajar harus didasarkan pada analisis kebutuhan siswa. Terdapat sejumlah alasan mengapa perlu dilakukan pengembangan bahan ajar, seperti yang disebutkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2008 8-9 sebagai bahan sesuai tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang dikembangkan harus sesuai dengan kurikulumKarakteristik sasaran, artinya bahan ajar yang dikembangkan dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran, karakteristik tersebut meliputi lingkungan sosial, budaya, geografis maupun tahapan perkembangan siswaPengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah atau kesulitan dalam demikian, pengembangan bahan ajar di sekolah perlu memperhatikan karakteristik siswa dan kebutuhan siswa sesuai kurikulum, yaitu menuntut adanya partisipasi dan aktivasi siswa lebih banyak dalam pembelajaran. Pengembangan lembar kegiatan siswa menjadi salah satu alternatif bahan ajar yang akan bermanfaat bagi siswa menguasai kompetensi tertentu, karena lembar kegiatan siswa dapat membantu siswa menambah informasi tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematisBAB IIIPEMBAHASAANPersamaan dan Perbedaan Unsur Intrinsik yang terdapat dalam novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburahman El-Shirazy dan novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburahman El-Shirazy memiliki kesamaan dengan tema dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. Berikut rincian tema kedua novel Ayat-Ayat CintaNovel Surga Yang Tak DirindukanReligius, yang berisikan ajaran-ajaran tentang kehidupan manusia untuk dapat bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agama Islam yang yang berisikan ajarankehidupan manusia sesuai dengan tuntunan Agama novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburahman El-Shirazy menggunakan pola alur yang sama dengan pola alur yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. Secara singkat kesamaan alur, yaitu alur maju dalam novel Ayat-Ayat Cinta dan novel Surga Yang Tak Dirindukan dapat dirincikan sebagai Ayat-Ayat Surga Yang Tak EksposisiAlur Ayat-Ayat Cinta diawali dengan pelukisan suasana latar kota, yaitu kota Cairo yang terletak di Mesir. Penggambaran kota Cairo dengan disertai pelukisan suasana kota yang begitu khas, serta dengan penceritaan kegiatan rutinitas masyarakat kota Cairo setiap hari khususnya pada waktu siang saat Fahri mulai berpendidikan di Universitas Al-Azhar dan tinggal di flat bersama Reka mahasiswa dari Indonesia, kemudian kenal dengan tetangga dekatnya yaitu Maria sekeluarga. Serta menjalankan perkuliahan sebagaimana mestinya serta mengenal orang-orang Mesir diantaranya Syaikh Usman, Syaikh Ahmad dan tak lupa teman teman aktifis dari Mesir juga teman sepermainan Fahri pada saat main EksposisiKisah ini berawal dari kisah gadis yang bernama Arini, seorang gadis yang selalu menghayalkan kehidupannya dalam cerita dongeng. Bahwa kelak akan ada seorang lelaki tampan yang melamarnya dan hidup bahagia bersamanya selamanya. Akhirnya dia pun menikah dengan seorang lelaki yang bernama Andika Prasetya yang merupakan teman masa kecil Arini dan kakaknya. Kehidupan Arini dan suaminya berjalan dengan mulus. Dalam pernikahannya dikaruniai 3 orang anak yaitu Nadia, Adam, KomplikasiPenyebab awal timbulnya konflik dalan novel Ayat - Ayat Cinta berawal dari pertemuan Fahri dan Aisyah di sebuah Metro yang secara tidak disengaja. Keberanian Fahri yang menolong orang asing dari makian dan hinaan orang Mesir membuat Aisha jatuh hati padanya. Secara diam-diam disela keseringan Aisha bertemu Fahri dengan alasan membantu Alicia, orang asing yang telah ditolong Fahri dan Aisha di dalam sebuah Metro tersebut membuat Aisha takdapat menahan gejolak asmara dalam hatinya. Begitu besar rasa kagum Aisha kepada Fahri dan pada akhirnya Aishamenyuruh pamannya untukmelamar Fahri untuk dirinya. Begitu juga sebaliknya Fahri pun tidak menolak niat baik dari paman Aisha untuk melamar dirinya. Setelah melihat kecantikan Aisha, Fahri pun merasa ia adalah orang yang paling beruntung mendapatkan seorang calon istri yang tidak hanya cantik tetapi juga soleha. Pada akhirnya Fahri menerima lamaran itu dan akhirnyakeduanya pun menikah. Secara tak disadari pernikahan keduanya menimbulkan berbagai konflik dari berbagai pihak, khususnya sahabatsahabatFahri yang mengangapFahri menikahi Aishadikarenakan harta semata. Tidak hanya itu, masalah lain yang timbul akibat pernikahan ini adalah rasa sakit dan kecewa Maria, Nurul, dan Noura yang diam-diam mencintai Fahri menjadi bumerang dalam rumah tangga Fahri dan Aisya. Terlebih lagi atas keberanian Nurul yang siap menjadi istri kedua Fahri, begitu juga Noura yang berani menuduh Fahri memperkosa KomplikasiSetelah 10 tahun berlalu, Rumah tangga yang dulunya harmonis kini berubah setelah pras menolong seorang perempuan yang mencoba bunuh diri dengan menabrakkan mobilnya dipembatas jalan. arena perempuan tersebut ke rumah sakit. Pras bertambah panik ketika dokter menyuruhnya untuk menandatangani sebuah surat yang menyatakan bahwa perempuan tersebut harus dioperasi, karena mengalami pendarahan. Kemudian Pras bersediauntuk menandatangani sebuah surat. Setelah perempuan tersebut di operasi Pras merasa lega. Kemudian keduanya saling berkenalan dan perempuan tersebut bernama Mey Rose. Selama beberapa hari dirawat di rumah sakit, Pras memberikan perhatian yang lebih kepada Mey Rose. Dan Mey Rose pun merasa nyaman, sehingga diapun tidak menginginkan ada perpisahan diantara mereka. Hingga akhirnya Mey Rose pun berfikir untuk menikah dengan Pras. Pras pun merasa kasihan dengan Mey Rose dan anaknya. Akhirnya pun Pras menikahinya tanpa memberitahukan hal ini kepada Arini. Lama kelamaan Arini pun merasa curiga dengan sikap Pras, karena perhatian dan kasih sayangnya mulai berubah kepada klimakskonflik dalam novelAyat-Ayat Cinta ini terjadi pada saat ujian-ujian yang datang menimpa rumah tangga Aisha dan Fahri. Mulai dari keinginan Nurul yang ingin dinikahi oleh Fahri, sampai penangkapan Fahri yang disebabkan tuduhan pemerkosaan kepada puncak klimaksterjadi, kesadaran Aisha bahwa begitu banyak gadis yang mencintai suaminya, serta tidak hanya itu pada akhirnya pun Aisha mengetahui bahwa secara diam-diam Maria telahmenyimpan rasa cinta kepada suaminya. Aisha sadar bahwa ia telah hadir di tengah-tengah Maria dan Fahri. Aisha mengetahui semua itu setelah ia membaca diary Maria yangisinya menceritakan rasa cinta Maria kepada Fahri. Puncak klimaks yang selanjutnya adalah perlunyamembebaskan Fahri darituduhan pemerkosaan. Fahridapat bebas apabila Mariamemberikan Maria tak dapat bagun dari sakitnya. Segala cara dilakukan untuk membuat Maria sembuh tetapi semua sia-sia. Hanya ada satu jalan yaitu, Fahri menyentuh tangan Maria dan untuk semua itu mereka haruslah semuhrim. Kesetian Aisha kepada suaminya membuat Aisha mengizinkan suaminya menikahi Maria. Disinilah puncak konflik yang begitu memuncak, Fahri yang tak ingin menduakan istrinya bertolak belakang dengan keinginan Aisya yang ingin melihat suaminya bahagia meskipun ia rela untuk KlimaksSuatu ketika Arini menemukan surat dari Rumah Sakit tempat Pras memeriksakan anak Mey Rose. Kemudian Arini pun mendatangi Rumah Sakit tersebut dan menanyakan nomor telepone dari pasien tersebut. Setelah itu Arini menelphon nomor tersebut. Arini pun terkejut karena yang mengangkat telephonnya adalah seorang wanita yang dengan bangganya menyebut dirinya sebagai "Nyonya Prasetya". Setelah itu Arini mendatangi Prasetya ke kantor, namun ditengah perjalanan Arini melihat Prasetya mencium kening seorang perempuan dan mengusap kepala anak kecil yang berada disampingnya. Setelah itu Arini mengetahui bahwa Pras selingkuh PeleraianPada tahap ini diceritakankebebasan Fahri setelah Maria memberikan kesaksian tentang apa yang terjadi. Pada tahap ini pula diceritakan kondisi Maria yang semakin lemah. Akhirnya jalan satu-satunya Fahri terpaksa menikahi Maria yang terbaring koma, karena alasan dia akan sembuh apabila di sentuh oleh Fahri, serta Fahri tertekan akan beberapa hal termsauk dari Aisah dan orang tua Maria. Yaitu pertama, saksi kunci dalam kasus ini adalah Maria. Kedua, Fahri cemas dan bertanggung jawab atas Aisah yang sedang mengandung, ia ingin Fahri segera bebas dan ia ingin bahwa pada saat melahirkan anaknya Fahri harus hadir di sisinya, dan Aisah pun mengijinkan Fahri menikahi Maria secepatnya. Dan akhirnya Mereka Menikah dan Maria sembuh dengan sentuhan Fahri, walaupun dia masih duduk di Bantu dengan kursi roda, dan dia bisa menjadi saksi kunci kasus Fahri dengan Noura. Dan Alhamdulilah kebenaran selalu menang Fahri Bebas dengan kesaksian Maria, serta kejujuran Noura kenapa dia melakuakn hal sehina tersebut karena dia mencintai Fahri. dan saksi yang melihat merupakan saksi PeleraianMelihat kejadian tesebut Arini pergi meninggalkan tempat tersebut untuk pergi kerumah ibunya bersama tiga anaknya. Disana ia menceritakan semuanya kepada ibunya dan dia menenangkan pikirannya. Lalu dia menelephon rumah Mey Rose dan memintanya untuk meninggalkan Pras. Tetapi Mey Rose dengan tegas menolaknya kemudian Pras datang dan terkejut dengan tidak adanya Arini AkhirFahri memiliki dua orang istri yang sholehah yang pertama Aisah dan yang Kedua Maria yang masih sakit-sakitan karena dia terlalu emosi pada saat persidangan, dan akhirnya Maria di rawat kembali, dan pada saat dia dirawat ada keanehan yang terjadi pada Maria, yaitu Maria tertidur dan bermimpi tiba di tujuh pintu surga dan dia mau masuk karena kenikmatanya, ternyata dia tidak di perbolehkan masuk sampai pintu keenam dan pintu terakhir dia boleh masuk tapi dengan syarat yaitu pertama harus mempunyai wudlu dan syahadat, kemudian dia kembali pulang dan seseorang itu menunggu kembalinya Maria. Maria terbangun dan dihadapannya ada Fahri dan Aisah, dia meminta tolong untuk melakukan wudlu dan syahadat, kemudian Fahrimembantu dan ia bercerita kejadian di dalam mimpinya, kemudian Maria Meminta Fahri dan Aisah untuk memngajarkan syahadat, pada saat selesai syahadat, maka selesai pula riwayat Maria dia meninggal dengan diakhiri Dua Kalimah Syahadat, ada pesan ketika ngobrol dengan Fahri juga Aisah, Maria akan menunggu Fahri di surga Firdaus untuk memadu cinta dan AkhirKepergian Arini ke rumah ibunya membuat Pras menyesali perbuatannya yang telah berpoligami dengan Mey Rose tanpa seizin istrinya, Arini. Arini juga berfikir bahwa dongeng milik perempuan memang harus mati agar dongeng perempuan lain mendapatkan dan PenokohanTokoh dan penokohan dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburahman El-Shirazy memiliki kesamaan dan perbedaan dengan tokoh dan penokohan dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. Persamaan dan perbedaan itu dapat dirincikan sebagai Ayat-Ayat Surga Yang Tak pemuda asal Indonesia yang belajar di Mesir penuh dengan kesederhanaan, jujur, peduli pada orang lain, aktif dalam organisasi kampus serta sangat patuh pada ajaran-ajaran Kristen Koptik yang memiliki ketertarikan tentang ajaran-ajaran digambarkan sebagai tokoh yang memiliki paras cantik. Berani dalam membelakebenaran meskipun yang ia lakukan itu membahayakandirinya. Selain itu juga Aisha digambarkan sebagai tokoh yang memiliki penuh dengan UtsmanSeorang Kiyai yang sangatdisiplinNurulDigambarkan sebagai tokoh yang baik sebagai tokoh yang kejam dan sebagai adalah seorang gadis malang dan Alicia sebagai tokohyang ingin mengetahui tentang seluk beluk PrasetyaSeorang bapak yang baik, dosen, dan memiliki kehidupan yang muslimah dan istri yang cantik, baik hati, lembut, dan seorang RoseSeorang wanita keturunan Tionghoa, hidupnya penuh dengan penderitaan, tinggal dengan tantenya yang tidak menyayanginya. Hidup keras membuat karakternya juga keras, gigih, hingga ia sampai pada kehidupan yang mapan. Namun, keadaan mengubahnya, ketika ada laki-laki yang menipunya dan memaksanya menjadi orang tua Adam, PutriKetiga anak yang sholeh dan sholehah yang berbakti kepada orang tua AriniOrang tua yang baik hati dan selalu mendampingi dan menyelesaikan masalah rumah tangga padangSudut pandang dalam novel Ayat-Ayat Cinta memiliki kesamaan dengan sudut pandang yang digunakan dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, yaitu menggunakan sudut pandang "Aku" tokoh utama, sudut pandang persona ketiga "Dia" terbatas, "Dia" sebagai pengamat, dan Sudut pandang persona ketiga "Dia" dengan menyebut nama atau kata ganti ia, dia,dan dalam novel Ayat-Ayat Cinta sangat berbeda dengan novel Surga Yang Tak Dirindukan. Latar dalam kedua novel ini meliputi latar tempat dan latar tempatNovel Ayat-Ayat CintaNovel Surga Yang Tak DirindukanKota CairoMasjid Abubakar Ash-ShidiqFlat atau ApartemenMaadiMarkas Polisi AbbasePenjara Bawah TanahRuang PersidanganRumah Sakit MaadiMertroWisma NusantaraSuthubTahrirNile Hilton HotelCleopatra RestauranMasjid Rab'ah El-Adawea, Nasr CityRumah AriniRumah Mey RoseRumah A-ieRumah sakitKantorKampusMasjid Al-GhifariSoloJalanLatar waktuNovel Ayat- Ayat CintaNovel Surga Yang Tak DirindukanMusim panasMusim dinginBulan ramadhanPagiSiangMalamBila kita hubungkan dengan fenomena sekarang ini, novel Ayat-Ayat Cintadan novel Surga Yang Tak Dirindukan ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, karena masih banyak ditemukan kisah cinta segitiga dan masalah poligami yang dialami oleh masyarakat. Contohnya pada novel Ayat-Ayat Cinta masalah poligami yang dialami oleh para tokoh utama dengan segala konflik yang ada di dalamnya menyebabkan novel ini sangatlah diminati oleh pembaca. Begitu juga pada novel Surga Yang Tak Dirindukan yang menyajikan cerita cinta segitiga dengan menghadirkan masalah poligami di dalamnya menyebabkan pembaca seakan-akan merasakan apa yang telah dialami oleh para tokoh utama, dikarenakan cerita yang digambarkan seolah-olah begitu terjadi pada kehidupan nyata. Hal inilah yang menyebabkan banyak pengarang yang memandang cerita cinta segitiga dan poligami cocok untuk dihadirkan dalam bentuk novel dengan tujuan menarik minat pembaca. Saat ini banyak ditemukan karya sastra prosa berupa novel, yang menceritakan tentang cinta segitiga dan masalah poligami. Ini semua dapat dikarenakan banyak pengarang yang memandang bahwa masalah cinta segitiga dan poligami selalu menjadi kontroversi di dalam masyarakat, sehinga dapat dengan mudah untuk IVPENUTUPKesimpulanDari paparan diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat intertekstual dalam kedua novel Ayat-Ayat Cinta dan Surga Yang Tak Dirindukan. Dalam pengkajian ini hanya dibandingkan beberapa unsur struktur saja, yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Persamaan-persamaan yang ditemukan dari kedua novel tersebut dilihat dari tema cerita nya yaitu tentang kisah percintaan, dan gejolak hidup yang sama. Sedangkan perbedaan-perbedaan yang ditemukan dilihat dari isi cerita tersusunya makalah ini penulis menyarankan agar pembaca pada umumnya serta peserta didik pada khususnya, dapat mengetahui dan memahami tentang macam-macam unsur intrinsik dalam sebuah novel. Selain itu, disarankan agar para peserta didik senantiasa untuk membaca dan menelaah karya sastra novel dengan cara membandingkan dua novel atau lebih untuk mengetahui persamaan dan perbedaan novel-novel PUSTAKARatna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar Shirazy, Habiburahman. 2008. Ayat-Ayat Cinta. Republika Jakarta Rachmat Djoko. 2008. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Pustaka Pelajar 2014. Pengantar Apresiasi Karya Baru Algensindo BandungNadia, Asma. 2016. Surga Yang Tak Dirindukan. Asmanadia Depok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Lihat Inovasi Selengkapnya Abstrak - Dalam pandangan umum sebuah nilai terwadahi dalam kerangka kebudayaan masyarakat, karena kebudayaan merupakan salah satu sistem nilai. Di tataran filsafat dan kebudayaan, Sutan Takdir Alisyahbana dan Ki Hajar Dewantara mengenalkan rasa kebangsaan itu melalui proses kristalisasi konsep budaya bangsa. Dalam pengembangan budaya bangsa harus berlandaskan pada nilai-nilai sosial bangsa yang selama ini telah berperan besar dalam memajukan bangsa Indonesia. Karya sastra menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa yang baik dan yang buruk. Karya sastra seharusnya memberi manfaat positif bagi pembaca. Kandungan nilai yang tersimpan dalam karya sastra harus digali agar sampai kepada pembaca. Karya-karya sastra yang memberikan nilai-nilai sebagaimana fungsi sastra utile memberikan kegunaan kepada pembaca. Penerapan nilai-nilai tersebut akan berkontribusi pada pembentukan karakter individu maupun masyarakat yang akan mampu meretas nilai-nilai inti yang luhur sehingga dapat digunakan sebagai pilot pembentukan budaya bangsa secara nasional. Dalam hal ini, karya sastra sangat mendukung pembentukan karakter sesorang yang disebabkan oleh alur kisahnya. Karakter Tokoh Utama yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, berdasarkan hasil analisis terdiri dari enam karakter tokoh utama. Adapaun karakter tokoh utamadalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, yaitu a Religius. b Peduli Lingkungan. cKreatif. d Toleransi. e Tanggung Jawab. f Kerja Keras. Abstract - In general view a value is embodied within the framework of the culture of society, because culture is one of the value system. At the level of philosophy and culture, Sutan Takdir Alisyahbana and Ki Hajar Dewantara introduce the sense of nationality through the process of crystallizing the nation's cultural concept. In the development of the nation's culture must be based on the social values of the nation that has been playing a major role in advancing the nation of Indonesia. Literary works are a means to convey the message of truth, about what is good and what is bad. Literary works should have positive benefits for the reader. The content of the value stored in the literary works must be extracted to reach the reader. Literary works that provide values as well as utility literary functions provide usefulness to the reader. Implementation of these values will contribute to the formation of individual characters and communities that will be able to pave the core values of the noble so that it can be used as a pilot of national culture formation nationally. In this case, literary works strongly support the formation of one's character caused by the plot of the story. The character of the main character in the novel of the Unwanted Heaven, based on the analysis result consists of six characters of the main character. The characters of the main characters in the novel of Heaven Not Missed, namely a Religious. b Care for the Environment. c Creative. d Tolerance. e Responsibility. f Hard Work. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 53 p-ISSN 2086-6356 e-ISSN 2614-3674 Vol. 8, No. 2, September 2017, Hal. 53-58 KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Rerin Maulinda Sastra Indonesia, Universitas Pamulung, rerin_30 Diterima 03-09-2017 Disetujui 30 -09-2017 Abstrak - Dalam pandangan umum sebuah nilai terwadahi dalam kerangka kebudayaan masyarakat, karena kebudayaan merupakan salah satu sistem nilai. Di tataran filsafat dan kebudayaan, Sutan Takdir Alisyahbana dan Ki Hajar Dewantara mengenalkan rasa kebangsaan itu melalui proses kristalisasi konsep budaya bangsa. Dalam pengembangan budaya bangsa harus berlandaskan pada nilai-nilai sosial bangsa yang selama ini telah berperan besar dalam memajukan bangsa Indonesia. Karya sastra menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa yang baik dan yang buruk. Karya sastra seharusnya memberi manfaat positif bagi pembaca. Kandungan nilai yang tersimpan dalam karya sastra harus digali agar sampai kepada pembaca. Karya-karya sastra yang memberikan nilai-nilai sebagaimana fungsi sastra utile memberikan kegunaan kepada pembaca. Penerapan nilai-nilai tersebut akan berkontribusi pada pembentukan karakter individu maupun masyarakat yang akan mampu meretas nilai-nilai inti yang luhur sehingga dapat digunakan sebagai pilot pembentukan budaya bangsa secara nasional. Dalam hal ini, karya sastra sangat mendukung pembentukan karakter sesorang yang disebabkan oleh alur kisahnya. Karakter Tokoh Utama yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, berdasarkan hasil analisis terdiri dari enam karakter tokoh utama. Adapaun karakter tokoh utamadalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, yaitu a Religius. b Peduli Lingkungan. cKreatif. d Toleransi. e Tanggung Jawab. f Kerja Keras. Abstract - In general view a value is embodied within the framework of the culture of society, because culture is one of the value system. At the level of philosophy and culture, Sutan Takdir Alisyahbana and Ki Hajar Dewantara introduce the sense of nationality through the process of crystallizing the nation's cultural concept. In the development of the nation's culture must be based on the social values of the nation that has been playing a major role in advancing the nation of Indonesia. Literary works are a means to convey the message of truth, about what is good and what is bad. Literary works should have positive benefits for the reader. The content of the value stored in the literary works must be extracted to reach the reader. Literary works that provide values as well as utility literary functions provide usefulness to the reader. Implementation of these values will contribute to the formation of individual characters and communities that will be able to pave the core values of the noble so that it can be used as a pilot of national culture formation nationally. In this case, literary works strongly support the formation of one's character caused by the plot of the story. The character of the main character in the novel of the Unwanted Heaven, based on the analysis result consists of six characters of the main character. The characters of the main characters in the novel of Heaven Not Missed, namely a Religious. b Care for the Environment. c Creative. d Tolerance. e Responsibility. f Hard Tokoh Novel dan Sastra ———————————————————— A. LATAR BELAKANG Bangsa yang maju tidak semata-mata disebabkan oleh kompetensi, teknologi canggih, atau kekayaan alamnya, tetapi yang terutama adalah dorongan semangat dan karakternya. Di Indonesia akhir-akhir ini dijumpai fenomena sosial, antara lain penyimpangan yang dilakukan pelajar seperti seks bebas, tawuran, maupun ditemukannya beberapa video tak sepantasya. Kondisi ini menimbulkan kecurigaan masyarakat mengenai kegagalan pendidikan. Pendidikan selama ini lebih cenderung memberikan porsi yang berlebih pada penanaman aspek-aspek kompetensi hard skills dan kurang memberi porsi yang layak pada penanaman soft skills. Salah satu untuk meminimalkan berbagai masalah di atas adalah dengan membenahi karakter anak bangsa. Jika masyarakat memiliki karakter yang kuat, maka berbagai tindakan amoral dapat dihindari. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan pendidikan karakter di dalam 54 Paedagoria Vol. 8, No. 2, September 2017, hal. 53-58 keluarga, masyarakat dan di sekolah pada khususnya. Salah satu cara untuk membentuk siswa berkarakter di lingkungan sekolah yakni melalui pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Sastra sebagai karya seni tercipta karena adanya energi imajinatif dan luapan perasaan pengarang yang disampaikan secara lisan dan tulisan ke tengah-tengah masyarakat. Sebagai karya seni, karya sastra memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Efek penyumbangsihan pengarang pada kehidupan, nilai-nilai estetika dan etika serta kehidupan yang lengkap ini tidak begitu segera dapat dirasakan. Ia membutuhkan proses dan reproses serta perjalanan waktu Suyitno, 1986 9. Dalam pandangan umum sebuah nilai terwadahi dalam kerangka kebudayaan masyarakat, karena kebudayaan merupakan salah satu sistem nilai. Di tataran filsafat dan kebudayaan, Sutan Takdir Alisyahbana dan Ki Hajar Dewantara mengenalkan rasa kebangsaan itu melalui proses kristalisasi konsep budaya bangsa. Dalam pengembangan budaya bangsa harus berlandaskan pada nilai-nilai sosial bangsa yang selama ini telah berperan besar dalam memajukan bangsa Indonesia. Karya sastra menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa yang baik dan yang buruk. Karya sastra seharusnya memberi manfaat positif bagi pembaca. Kandungan nilai yang tersimpan dalam karya sastra harus digali agar sampai kepada pembaca. Karya-karya sastra yang memberikan nilai-nilai sebagaimana fungsi sastra utile memberikan kegunaan kepada pembaca. Penerapan nilai-nilai tersebut akan berkontribusi pada pembentukan karakter individu maupun masyarakat yang akan mampu meretas nilai-nilai inti yang luhur sehingga dapat digunakan sebagai pilot pembentukan budaya bangsa secara nasional. Dalam hal ini, karya sastra sangat mendukung pembentukan karakter sesorang yang disebabkan oleh alur kisahnya. Karya sastra di samping menunjukan sifatnya yang rekreatif, ia juga merupakan dian penerang yang mampu membawa manusia mencari nilai-nilai yang dapat menolongnya untuk menemui hakikat kemanusiaan yang berkepribadian. Karya sastra merepresentasikan nilai-nilai budaya dan sosial kelompok orang tertentu, bukan kebenaran universal dari sifat dasar manusia, dan hanya merupakan salah satu bentuk ekspresi material dari pengalaman manusia. Dalam pengembangan budaya dan karakter bangsa sebagaimana yang disampaikan oleh Dodi Nandika pada pembukaan Seminar Antarbangsa Kesusasteraan Asia Tenggara mengatakan, kemajuan bangsa tergantung kemampuan bangsa dalam mendayagunakan potensi dan karakter. Bagi bangsa yang cerdas, bahasa dan sastra adalah sumberdaya strategis untuk mengembangkan kreasi, inovasi, dan keunggulan peradaban bangsa. Karakter bangsa harus diperkuat antara lain dengan bahasa dan sastra sebagai pilar penting Sugiarti, 2011. Membaca karya sastra secara intensif pada hakikatnya secara tidak sadar merekonstruksi sikap dan kepribadian pembaca. Karya sastra selain sebagai penanaman nilai-nilai karakter juga akan merangsang imajinasi pembaca dalam berpikir kritis melalui rasa ingin tahu terhadap jalan cerita. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Sumber Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik moral knowing, perasaan yang baik atau loving good moral feeling dan perilaku yang baik moral action sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik. Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi 1 mengembang-kan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; 2 membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; 3 mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Pendidikan karakter berfungsi 1 membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; 2 membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; 3 membangun sikap warga negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan media massa. Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character development usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah/ madrasah untuk membantu pembentukan karakter secara optimal. Pembentukan karakter pada peserta didik dapat dilakukan dengan media sastra salah satunya novel. Dalam uraian ini, penulis akan membahas macam-macam nilai karakter yang dimiliki tokoh utama pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia. B. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pendekatan secara kualitatif. Karena data-data yang dikumpulkan berdasarkan catatan langsung, catatan resmi, catatan lapangan dan lain sebagainya. Sehingga tujuannya menggambarkan secara jelas proses pembelajaran dengan teori yang diangkat. Rerin Maulinda, Karakter Tokoh Utama ….. 55 Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menguraikan proses pembelajaran. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun metode yang digunakan dalam menganalisa novel Surga yang Tak Dirindukan adalah 1. Metode Pembelajaran Adapun metode yang digunakan dalam menganalisa novel Surga yang Tak Dirindukan adalah a. Metode diskusi Menurut leal 1990, diskusi memiliki penekanan khusus dalam proses pembelajaran ini karena, “akuisisi pengetahuan oleh peserta didik tidak terbatas pada konstruksi makna yang sifatnya pribadi, melainkan makna itu terentuk dan terbentuk kembali melalui prosese social yang panjang. Selain itu, tidaklah mungkin bagi kita memiliki interpretasi yang relative sahih dan objektif terlepas dari konteks social sebuah komunitas. b. Metode riset atau penelitian Dalam pembelajaran sastra, siswa perlu diajak untuk mendalami dengan lebih jauh persoalan moral yang ada didalam teks, sehingga siswa dapat memahami secara lebih mendalam persoalan-persoalan moral yang terdapat didalam teks. Ini akan dapat membuat para siswa semakin terbuka pemahaman dan wawasannya. 2. Karakter Tokoh Utama Tokoh utama dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia bernama Arini. Arini adalah seorang ibu rumah tangga yang sholihah dan memiliki tiga orang anak. Novel tersenut menceritakan kehidupan rumah tangga Arini yang semula indah menjadi penuh air mata. Kesedihan Arini timbul karena ada wanita yang mengaku sebagai Nyonya Pras kedua. Hal tersebut membuat Arini tahu bahwa suaminya telah menikah lagi. Dalam novel tersebut Arini banyak memiliki nilai-nilai karakter positif yang dapat diimplikasikan dalam pembelajaran. Adapun Nilai-nilai karakter dari tokoh Arini yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan a. Religius Religius dapat diartikan bersifat keagamaan. Latar belakang tokoh Arini berasal dari agama Islam. Karakter religius diwujudkan dengan taat beribadah, selalu bersyukur kepada Allah, menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah. Nilai karakter religius pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat dilihat dari kutipan berikut ini. Kutipan 1 Dan bagi Arini kalimat itu berarti Sabar untuk tidak pacaran. Sabar menanti lelaki yang mendekatinya dengan niat menikah dan bukan sekedar meraih kehangatan masa muda. Surga yang tak Dirindukan, 2014 8. Kutipan di atas menggambarkan Arini yang dengan sabar menaati perintah agama untuk tidak berpacaran seperti kebanyakan remaja. Dalam kutipan tersebut, Arini sabar untuk menanti lelaki yang mendekatinya dengan niat menikah dan bukan hanya meraih kehangatan masa muda saja. Arini adalah orang yang sangat menaati perintah agama dalam hubungan antara lelaki dan perempuan. Dalam agama Islam tidak mengenal budaya pacaran dan Arini sangat mematuhi hal itu. Jadi, kutipan di atas menunjukkan karakter Arini yang religius. Kutipan 2 Arini percaya takdir. Dengan keyakinan itu dia telah melewati ribuan hari. Kadang memang keingintahuannya menggelitik. Pangeran mana yang akan Allah kirimkan padanya, bila memang kesempatan itu ada sebelum dia menjadi tawanan kematian? Surga yang tak Dirindukan, 2014 9. Karakter religius dalam tokoh Arini juga dapat dilihat dari kutipan 2 yang menceritakan Arini percaya kepada takdir Allah. Arini yakin bahwa Allah akan mengirimkan pasangan hidup untuknya tanpa harus pacaran terlebih dahulu. Hal tersebut Arini lakukan semata-mata untuk menjadi muslimah yang bertaqwa. Arini ingin menjadi orang yang melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah. Kutipan 3 Arini menggeleng. Si sulung kontan menghentikan aksi teror bantal ke adiknya. “Kalian sholat sama-sama, lalu kita makan, ya?” Surga yang tak Dirindukan, 2014 13. Kutipan 3 menunjukkan Arini mendidik anaknya sesuai dengan agama Islam. Kutipan tersebut menceritakan tentang Arini yang memerintahkan anak-anaknya agar sholat sama-sama atau berjamaah. Hal tersebut menunjukkan sebagai seorang ibu Arini mendidik anaknya untuk menjadi anak yang sholeh dan sholihah. Arini menanamkan pilar-pilar agama Islam pada anak-anaknya. Jadi, kutipan di atas menggambarkan karakter Arini yang religius. Kutipan 4 Dia dan Pras melakukan sholat sunah berdua sehabis pernikahan sederhana itu. Surga yang tak Dirindukan, 2014 29. Karakter religius yang dimiliki Arini juga dilukiskan pada kutipan di atas. Kutipan tersebut menceritakan bahwa Arini orang yang melakukan ibadah-ibadah yang dianjurkan agama Islam. Arini tidak hanya melakukan sholat wajib lima waktu tapi ia juga melakukan sholat sunah. Hal ini membuktikan Arini memiliki karakter religius karena taat dengan perintah Allah. Kutipan 5 Allah, jangan biarkan iman yang sedikit ini terampas waktu. Surga yang tak Dirindukan, 2014 91. Kutipan di atas merupakan doa yang diungkapkan Arini ketika ia melihat perubahan Lia yang sangat mengejutkan. Lia yang tadinya 56 Paedagoria Vol. 8, No. 2, September 2017, hal. 53-58 perempuan sholihah kini tidak memakai jilbab lagi dan malah merokok. Hal itu dilakukan Lia setelah bercerai dengan suaminya Benny karena Benny berselingkuh. Arini menyadari Lia kecewa dengan kehidupannya tapi Arini masih tidak percaya dengan hal yang dilihatnya itu. Arini mengucapkan doa pada kutipan di atas. Arini ingin keimanannya tetap terjaga meski waktu terus berjalan. Doa Arini di atas menunjukkan Arini memiliki karakter religius karena ingin selalu beriman kepada Allah. Kutipan 6 Setelah semua bakti itu, Arini merasa telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi istri yang sholihah. Dulu dikiranya itu cukup. Surga yang tak Dirindukan, 2014 110. Sebagai istri yang baik, Arini selalu berusaha maksimal untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Arini telah menjadi istri yang baik bagi suaminya dan anak-anaknya. Arini berusaha menjadi istri yang sholihah. Usaha Arini untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri yang sholihah. Jadi kutipan 6 menunjukkan Arini memiliki karakter religius. Kutipan 7 Seperti bunga rumput yang diempaskan angin pada musim kemarau. Begitulah hati Arini. Allah… desah Arini dengan lidah yang terasa kelu. Surga yang tak Dirindukan, 2014 226. Kutipan di atas menceritakan hati Arini setelah melihat Pras bersama dengan istri keduanya. Arini merasa sangat sedih dan tidak berdaya. Ia mengumpamakan dirinya bagai bunga rumput yang diempaskan angin pada musim kemarau. Hal itu berarti Arini sangat merasa kecewa dengan Pras. Namun Arini tetap mengingat nama Allah walaupun dalam keadaannya yang sangat sedih dan kecewa. Dalam keadaannya yang tak berdaya, Arini masih bisa menyebut nama Allah meski lidahnya terasa kelu karena masalah besar yang ia hadapi. Hal tersebut membuktikan bahwa Arini memiliki karakter religius. Kutipan 8 Beberapa saat ibu dan anak hanya bertatapan sampai Arini terhenyak bangkit dari tempat duduk dan berlari ke belakang rumah. Memandang anak-anaknya lekat, dengan mata berkaca yang dirambati syukur. Surga yang tak Dirindukan, 2014 256. Kutipan di atas menggambarkan Arini yang bersyukur karena memiliki anak-anak yang sangat ia sayangi. Rasa syukur merupakan wujud terima kasih kepada Allah atas semua hal yang telah diberikan Allah. Arini bersyukur sampai matanya berkaca-kaca karena menyadari karunia Allah begitu indah. Hal tersebut menunjukkan bahwa Arini memiliki karakter religius. Kutipan 9 Arininya sholihah. Sholat malamnya rajin. Puasa Senin-Kamis pun rutin. Hari-harinya hanya terisi kesibukan menulis di rumah dan sesekali mengisi seminar. Bahkan hendak pergi ke pasar, atau mengajak anak-anak ke rumah saudara, perempuan itu selalu meminta izinnya. Surga yang tak Dirindukan, 2014 269 Kutipan di atas Arini seorang wanita sholihah yang rajin sholat malam dan puasa Senin-Kamis. Sebagai seorang istri, Arini selalu meminta izin kepada suaminya saat ia ingin keluar rumah. Hal tersebut membuktikan Arini menjalankan kewajibannya sebagai istri sesuai dengan hukum agama Islam. Jadi kutipan di atas menunjukkan Arini memiliki karakter religius. b. Peduli Lingkungan Peduli terhadap lingkungan merupakan saah satu nilai-nilai karakter yang memiliki relevansi terhadap pembelajaran. Peduli lingkungan dapat diwujudkan dengan menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan di sekitar kita. Peduli lingkungan diperlukan untuk hidup sehat dan terhindar dari berbagai bencana. Berikut ini kutipan yang menunjukkan karakter peduli lingkungan dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia. Arini terpaku di tempatnya. Pelan, matanya menelusuri kamar yang didominasi warna putih. Tempat tidur, lampu meja, lemari dan gorden di kamar itu yang senada itu dulu tampak sempurna di matanya. Dengan tangannya pula ia selalu menjaga kebersihan dan kerapian kamar, meski tiga anaknya tak jarang memberi pekerjaan ekstra karena kesukaan mereka mengekspansi tiap sudut rumah. Surga yang tak Dirindukan, 2014 3. Kutipan di atas menunjukkan Arini peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Arini selalu menjaga kebersihan dan kerapian kamarnya. Sebagai ibu rumah tangga, Arini sangat rajin karena menata dan membersihkan kamarnya dengan tangannya sendiri. Hal yang dilakukan Arini tersebut menunjukkan Arini memiliki karakter peduli lingkungan. c. Kreatif Kreatif dapat berarti memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Orang yang kreatif akan melahirkan karya-karya yang berguna bagi orang lain. Karakter ini sangat dibutuhkan untuk mewujudkan peserta didik yang produktif. Dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia, karakter kreatif dapat dilihat dalam kutipan berikut. Melewati tahun-tahun pernikahan, dia tak pernah menyesali satu hari pun. Istrinya cantik, berprestasi pula. Akhir-akhir ini makin sering Arini menerima undangan untuk bicara dalam forum-forum kepenulisan. Beberapa peghargaan tingkat Rerin Maulinda, Karakter Tokoh Utama ….. 57 nasional pun sering diraih. Surga yang tak Dirindukan, 2014 37. Kutipan di atas menceritakan bahwa Arini adalah seorang penulis. Pras menceritakan karir Arini sebagai penulis dalam kutipan di atas. Arini berprestasi di dunia kepenulisan. Arini juga menerima beberapa penghargaan tingkat nasional untuk karya-karyanya. Karya-karya Arini ini membuktikan bahwa Arini orang yang kreatif. Arini orang yang mampu menghasilkan suatu karya bahkan sampai mendapatkan penghargaan di tingkat nasional. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Arini memiliki karakter kreatif. d. Toleransi Toleransi diartikan dengan bersikap atau bersifat toleran. Toleran artinya bersifat atau bersikap menenggang menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb. yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Karakter toleransi pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat diketahui dari kutipan berikut ini. Kutipan 1 “Bukan hanya omongan orang. Kamu masih berprasangka baik seperti biasa, Rin. Dunia kita bukan dongeng.” Surga yang tak Dirindukan, 2014 90. Kutipan 1 menggambarkan bahwa Arini orang yang selalu berprasangka baik. Arini tidak pernah menghakimi orang lain secara sepihak. Arini juga menghargai orang lain dan ia tidak sombong sehingga ia selalu berprasangka baik kepada orang lain. Berprasangka baik kepada setiap orang ini membuktikan Arini memiliki karakter toleransi. Kutipan 2 Arini yang aku kenal dengan cerita-cerita Pras memang bukan seorang pemarah. Surga yang tak Dirindukan, 2014 276. Kutipan 2 menceritakan Arini bukan seorang pemarah. Arini mampu bersikap toleransi kepada orang lain sehingga ia tidak mudah marah kepada orang lain. Orang yang tidak memiliki karakter toleransi akan mudah marah, sedangkan Arini tidak mudah marah. Arini bukan seorang pemarah sehingga Arini memiliki nilai karakter toleransi. Kutipan 3 Arini berusaha sekuat tenaga meredam gelegak di hatinya. Dia sangat terluka. Tapi dia bukan perempuan yang terbiasa mengekspresikan kemarahannya. Apalagi mengumbarnya dengan cara tidak terpelajar. Surga yang tak Dirindukan, 2014 279. Kutipan 3 menceritakan perasaan marah Arini saat ia menemui istri kedua suaminya. Arini marah terhadap perempuan yang telah merebut suaminya tersebut. Namun Arini tidak meluapkan kemarahannya. Arini menahan kemarahannya agar ia tidak meluapkannya dengan cara yang tidak terpelajar. Hal tersebut membuktikan bahwa Arini masih memiliki nilai karakter toleransi meski dengan musuhnya sendiri. e. Tanggung Jawab Setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap perannya masing-masing. Tokoh Utama tersebut harus melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Berikut ini kutipan novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia yang memuat nilai karakter tanggung jawab. Semula Arini ingin melabrak Pras. Mencaci maki, memukul dan menendangnya kalau perlu. Tapi dia seorang istri. Dan sejak kecil Arini melihat betapa hormat ibu kepada bapak. Ibu tidak pernah merengut, marah apalagi berkata kasar. Surga yang tak Dirindukan, 2014 107. Kutipan di atas menceritakan keingin Arini yang ingin melabrak Pras karena Pras memiliki istri lagi. Namun keinginan itu ia urungkan karena mengingat tanggung jawab seorang istri. Tanggung jawab seorang istri adalah merawat suaminya dan menghormai suaminya. Arini mempelajari itu dari ibunya yang tidak pernah merengut, marah, apalagi berkata kasar pada bapaknya. Tindakan Arini yang menjaga tanggung jawabnya itu membuktikan Arini memiliki karakter tanggung jawab. f. Kerja Keras Kerja keras dapat diartikan suatu usaha yang dilakukan dengan pantang menyerah untuk meraih mimpinya. Kerja keras juga dapat diwujudkan dengan berusaha sunggung-sungguh dan tak henti-henti. Karakter kerja keras pada tokoh Arini di novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat diketahui melalui kutipan berikut. Arini bangkit dari keterpurukan. Perempuan itu mulai mengetik lagi, jemarinya bermain cepat di atas keyboard. Meski kisah-kisah yang tulisnya tak lagi berakhir bahagia. Surga yang tak Dirindukan, 2014 115. Kutipan di atas menceritakan Arini yang bangkit dari keterpurukannya karena merasa sedih dan kecewa dengan perilku Pras. Namun Arini masih bisa bangkit dari keterpurukan itu. Ia tetap berkarya dengan melanjutkan pengetikan novel yang ia buat. Meski kisah-kisah yang Arini tulis tidak berakhir bahagia, ia tetap melanjutkan karyanya itu. Hal tersebut membuktikan bahwa Arini memiliki nilai karakter kerja keras. Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia terdapat beberapa nilai karakter yang relevan dengan pembelajaran. Nilai karakter tersebut meliputi religius, peduli lingkungan, kreatif, peduli sosial, cinta damai, 58 Paedagoria Vol. 8, No. 2, September 2017, hal. 53-58 toleransi, tanggung jawab dan kerja keras. Selain itu, penulis juga menyimpulkan bahwa nilai karakter yang paling dominan dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah nilai religius. D. SIMPULAN DAN SARAN Karakter Tokoh Utama yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, berdasarkan hasil analisis terdiri dari enam karakter tokoh utama. Adapaun karakter tokoh utamadalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, yaitu a Religius. Karakter religius diwujudkan dengan taat beribadah, selalu bersyukur kepada Allah, menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah. b Peduli Lingkungan. Peduli lingkungan dapat diwujudkan dengan menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan di sekitar kita. cKreatif. Orang yang kreatif akan melahirkan karya-karya yang berguna bagi orang lain. Karakter ini sangat dibutuhkan untuk mewujudkan peserta didik yang produktif. d Toleransi. Toleran artinya bersifat atau bersikap menenggang menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb. yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. e Tanggung Jawab. Tokoh Utama tersebut harus melakukan tanggung jawabnya dengan baik. f Kerja Keras. Kerja keras juga dapat diwujudkan dengan berusaha sunggung-sungguh dan tak henti-henti. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada siswa-siswi kelas XI SMK Nusantara yang kooperatif dalam melaksanakan penelitian ini. Selain itu, terima kasi penulia haturkan kepada bapak kepala sekolah dan segenap dewan pimpinan serta guru yang memberikan dukungan dalam mewujudkan penelitian ini. DAFTAR RUJUKAN Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Argesindo. Endaswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Pustaka Widyatama. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gajah Mada University Press. Pradopo, Rachmad Djoko. 2005. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Sujarwanto; Jabrohim, 2001. Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Tranformasi Sosial Sugiarti, 2011a. “Membangun Karakter Peserta Didik melalui Pembelajaran Sastra”. Makalah International Seminar and the 3 rd Colloqium 18-19 Mei 2011. FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. Sugiarti, 2011b. “Kontribusi Sastra dalam Pembentukan Karakter Bangsa”. Mahasiswa FKIP UMM. Sugiarti, 2012. “Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Pembelajaran Sastra”. Makalah Seminar Intenasional Bahasa, Sastra dan Budaya Nusantara. Universitas Muhammadiyah Jakarta 16 Februari 2012. Suyitno. 1986. Sastra Tata Nilai dan Eksegesis. Yogyakarta PT Hanindita. . ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.

alur novel surga yang tak dirindukan